Stalker : 10

3.2K 528 47
                                    

(Kekasih Sejati - Monita)

🍁🍁🍁

Sanja berlari menyusuri hutan, mencari ke setiap sisinya di mana Windy berada. Rasanya jantungnya berdegup kencang setelah lima belas menit tidak menemukannya juga. Bagaimana jika Windy terluka? Atau mungkin lebih buruk lagi?

Sanja mengacak rambutnya. Rasanya ia hampir lemas tidak menemukan Windy. Di mana keberadaan gadis itu? Sanja tidak tenang, sama sekali tidak tenang.

"WINDYYYY!!!!!" teriaknya keras namun tak ada jawaban apapun dari orang yang ia cari segila ini.

Sanja membuang napasnya kemudian berjalan beberapa langkah lagi hingga sampai ke sebuah tempat di mana ka mendengar suara gadis menangis. Sanja mempertajam pendengarannya dan mulai mencari sumber suara itu. Dan akhirnya, Sanja sampai ke sebuah lubang dan menoleh ke dalam. Sanja menyenter ke dalam lubang itu, hingga ia kemudian membulatkan matanya ketika melihat Windy di dalam sana.

"WINDY?!! WIN??!" teriak Sanja.

Windy yang berada di dalam mendongakkan kepalanya. "Kak Sanja?! Kak Sanja tolongin Windy!!  Windy takut! Hiksss...hiksss!" Windy menangis sambil ketakutan. Bajunya kotor dan wajahnya pucat.

"Bentar! Gue pasti ngeluarin lo dari situ. Tunggu, Win! Gue cari tali!" kata Sanja lalu mengeluarkan tali dari dalam tas yang ia bawa.

Sanja dengan cepat mengikat tali tersebut dan membuangnya ke bawah, Windy pun memegang tali itu dengan kuat. Meski ia tidak tahu apa yang ia harus lakukan dengan tali ini.

"Pegang yang kuat, gue tarik!" kata Sanja dan Windy hanya diam untuk mengikuti ucapan Sanja.

Dengan sekuat tenaga, Sanja menariknya, untung saja badan Windy ringan, jika tidak mungkin Sanja akan menyerah dan meminta bantuan anggota lain. Beberapa menit kemudian, Sanja berhasil mengeluarkan Windy dari lubang itu. Windy terduduk di bawah sambil menangis dengan keras. Sanja mendekati, kemudian mendekap Windy dengan sayang dan menepuk pundaknya untuk menenangkan Windy.

"Udah, ada gue. Lo gak papa, kan?"

"Huhuhuu... Windy takut banget. Gimana kalo Windy digigit ular? Kenapa kak Sanja gak dateng-dateng?!" ucap Windy memukul dada Sanja beberapa kali.

Sanja tertawa kemudian mengusap rambut Windy dan membantunya berdiri. Sanja juga membantu membersihkan baju Windy yang kotor, lalu mengatur napasnya yang tersengal-sengal juga.

"Kenapa bisa masuk lubang, hm? Kenapa juga kamu sampe nyasar gini?"

Windy menggigit bibir bawahnya. "Tadi, Windy habis bicara sama kak Candra. Tapi, Windy yang salah karena gak ngikutin kak Candra. Windy sibuk motret. Maaf, ya." Windy menyesal dengan menekuk wajahnya.

Sanja menghela napasnya. "Bener? Lo gak boong?" Windy menggelengkan kepalanya dengan wajah innocentnya.

Sanja akhirnya mereda. Padahal sebelumnya ia sudah bersiap menghajar Candra jika tahu Windy mengalami semua ini karena Candra. Namun pengakuan Windy menyelamatkan wajah Candra kali ini, jika saja tidak, mungkin Candra sudah habis dihajar olehnya.

"Balik yuk? Bersihin badan lo terus makan baru tidur."

"Tapi Windy gak bisa jalan. Kaki Windy keseleo. Sakit." Windy mengerutkan bibirnya.

STALKER | Wenyeol  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang