Stalker : 7

2.9K 541 60
                                    

Windy menunggu Candra mengambil mobilnya, katanya mereka akan menuju toko kamera untuk membeli kamera Candra dan juga satu untuknya. Windy tidak sabar, ia juga sudah izin pada Tristan dan beruntungnya lagi Tristan ada kerja. Kelompok bersama Jayden sehingga ia bisa bebas untuk beberapa jam ke depan.

 Kelompok bersama Jayden sehingga ia bisa bebas untuk beberapa jam ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah lima menit menunggu mobil jeep Candra pun berhenti di depannya. Windy bergegas menuju pintu mobil, namun karena Candra mengetahui bahwa gadis itu pendek dan sulit naik ke atas, Candra turun lagi dan menghampiri Windy. Pria itu menggendong Windy naik ke atas seakan badan Windy sangat ringan seperti kapas. Windy sampai terkejut mengetahuinya.

Setelah keduanya naik, tanpa banyak bicara lagi, keduanya pergi meninggalkan area itu. Windy ingat, ini kali kedua ia naik mobil Candra pula bersama pria itu perginya. Ia benar-benar beruntung bisa menikmati hal ini lebih dulu dari fans-fans Candra yang lain. Mungkin perasaan Windy adalah contoh nyata untuk mewakilkan bagaimana perasaan seorang fans ketika naik mobil yang sama dengan senior tampan dan menarik seperti Candra.

Windy mau pingsan saja semua. Kaki Windy lemas rasanya.

"Oh, ya. Temenin gue makan dulu, gak papa, kan?"

"Iya." Windy menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Candra.

Candra menatap Windy yang tidak seperti biasanya. Maksudnya, biasanya Windy akan terlihat senang sekali berdekatan dengan Candra, namun kali ini, bahkan duduk bersebelahan dengan Candra pun, Windy nampak sedikit diam dan tidak heboh. Apa yang salah? Kenapa Candra malah menginginkan Windy untuk bersikap heboh seperti biasanya? Dari pada Windy diam seperti ini, rasanya seperti bukan Windy.

"Lo kenapa? Kok diem? Lo gak suka jalan sama gue?" tanya Candra beruntun, membuat Windy langsung menoleh ke arah Candra dan menggelengkan kepalanya.

"Enggak. Windy seneng, seneng banget malah. Cuman — duduk bareng kak Candra tuh buat Windy lupa segalanya. Lupa caranya bicara sama lupa caranya bernapas."

Candra memutar jengah matanya mendengar hal cheesy itu dari mulut Windy. Sejujurnya, ia sudah terlalu banyak menerima gombalan dari para juniornya, apalagi Sella.

Namun untuk kali ini berbeda, gombalan yang ia terima dari Windy nampaknya dapar di terima di pikiran dan hatinya. Membuatnya sedikit terguncang dan malah gemas.

Ini benar-benar sakit yang tidak bisa Candra jabarkan. Sakit jenis apa yang membuatnya ketagihan mendengar gombalan Windy lagi?

Jelaskan pada Candra.

Mereka menuju ke KFC dan Windy duduk sedang Candra berdiri dan mengantri untuk memesan makanan. Namun baru beberapa detik, ia datang kembali ke meja dan menatap Windy.

"Makan apa?"

"Samain sama kak Candra aja."

Candra hanya menganggukkan kepalanya singkat lalu kembali mengantri untuk beberapa menit. Windy menghela napasnya. Sebenarnya, ada yang membuatnya sedikit sedih, namun biarlah ia memendamnya sendiri. Windy itu memiliki perasaan yang paling tipis, ia suka sedih dan menangis sangat cepat jika memang sudah tidak kuat.

STALKER | Wenyeol  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang