Terima kasih sudah mampir dan menetap^^
Happy reading~
•••••
Di sini sekarang kami berada. Di rumahku yang sepi, yang diisi olehku dan Bi Iyem. Selina dan Ken mampir ke rumahku sebentar setelah mengantarku.
Bibi yang lagi asik masak langsung panik saat melihat wajahku yang pucat saat pulang tadi. Beliau langsung menyuruhku duduk di sofa agar dia bisa menyiapkan makan untukku. Namun karena ada Selina dan Ken, Bibi pun menyiapkan makan untuk mereka juga.
Aku bersyukur mempunyai Bi Iyem yang begitu peduli padaku. Rasanya seperti punya keluarga yang selama ini aku bayangkan. Terasa nyata meski hanya dengan seorang.
"Dimakan, ya." seru Bi Iyem menyuruh kami makan.
Aku makan dengan lahap karena memang lapar. Sejak semalam aku nggak makan sama sekali. Yang ada dalam benak cuma kerinduan dengan kedua orang tua dan Ijal, teman baikku. Rasanya seperti dibawa terbang tinggi dan langsung dihempas begitu saja. Baru kemarin bersama sekarang sudah pisah. Begitu kira-kira gambaran rasa kehilanganku.
"Enak," seru Ken. "Bibi jago banget masaknya!"
"Ah bisa aja kamu!" Bibi terkekeh.
"Tapi beneran enak, Bi." timpal Selina.
Pun denganku yang mengangguk menyetujui. Sup ayam buatan Bibi memang ternikmat yang pernah kumakan. Apa pun yang dimasak Bibi pasti terasa sangat lezat di lidahku.
"Bibi makan juga dong!" seruku mengajak Bibi makan. "Ayo! Duduk di samping aku."
"Bibi nanti saja. Gampang,"
"Ah, Bibi nggak asik." celetuk Ken. "Diajak makan bareng malah nggak mau."
Bukannya sakit hati, Bibi malah ketawa kecil. Kulihat Ken makan dengan sangat lahap. Bahkan dia nambah dua kali! Bayangin! Ken yang badannya nggak gede banget makannya bisa sampai tiga piring sendiri. Sedangkan aku saja sepiring juga belum habis. Begitu pun dengan Selina.
"Lo laper apa maruk sih Ken?" celetuk Selina yang baru sadar Ken makan dengan rakus.
"Gua laper my darling," balas Ken dengan makanan penuh di mulutnya. "Nggak usah kaget."
"Tapi dikit-dikit kali makannya. Nggak kayak orang kelaperan gitu,"
"Biarin!" balas Ken.
Aku cuma bisa tertawa kecil menyaksikan mereka berdua yang selalu adu argumen. Selina memang suka mengomentari apa pun yang dilakukan sama Ken. Apa pun. Tapi cuma sama Ken, yang lain nggak. Aku pun agak bingung sebab mereka terlihat sangat menggemaskan.
"Non, mau nambah?" tanya Bibi. Aku melihat piringku yang sudah bersih.
Sambil menggeleng pelan, aku mengatakan nggak mau nambah. Aku meminta Bibi untuk makan bersama yang lain dan disetujui olehnya. Kami pun melanjutkan makan siang bersama. Namun nggak denganku yang nggak nambah.
Di antara kami berempat, yang paling banyak makan itu Ken. Dia baru saja nambah lagi! Ken sudah menghabiskan empat porsi sup ayam seorang diri, sementara Selina dua kali dan Bi Iyem sekali. Ken menikmati sekali masakan Bibi yang sangat enak, katanya.
"Aduh, kenyang!" kata Ken yang baru selesai makan. Dia langsung menenggak segelas air putih yang sudah ada di atas meja.
"Gimana nggak kenyang, makannya banyak banget." balasku.
"Soalnya enak. Kalo nggak enak mah mana mungkin gua makan sebanyak ini." Ken nyengir lebar. Dasar!
"Alhamdulillah,"
![](https://img.wattpad.com/cover/193962221-288-k662162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Catatan Melati [Complete]
Teen Fiction( harap follow lebih dulu, biasakan apresiasikan karya seseorang ) Melati Adeswara adalah perempuan kuat yang selalu tersenyum dalam menjalani kehidupannya. Melati tak pernah mengeluh kepada orang lain atau pun Tuhan yang sudah menciptakannya. Hid...