Terima kasih sudah mampir dan menetap^^
Happy reading~
•••••
Bersamamu kumerasa sempurna. Di dekatmu kumerasa nyaman. Karena kamu telah mengembalikan senyumku yang pernah hilang.
•••••
Lama berkutat dengan buku, aku sampai nggak sadar kalau hari semakin siang. Biasanya selagi Mamah ada di rumah aku selalu menghabiskan waktu bersamanya tapi entah mengapa dengan hari ini, aku malah berdiam di dalam kamar.
Padahal ada Mamah di rumah.
Kenapa ya ... apa karena aku semakin terbiasa tanpa mereka?
Rasa bosan sangat aku rasakan saat ini. Dengan kasar kututup buku catatan yang ada di meja dan membanting tubuhku ke atas kasur. Dalam sekejap, aku sudah telentang menatap langit-langit kamar.
Keadaan rumah sangat sepi, seperti biasanya. Hanya berbeda penghuninya.
Aku nggak tahu Mamah lagi ngapain sekarang, sudah makan apa belum, sudah mandi apa belum atau bahkan dia lagi nggak ada di rumah dan pergi sendirian. Aku nggak tahu, karena buatku untuk saat ini, kamar adalah tempat ternyaman yang sangat sulit untuk kutinggal.
Tentang bagaimana perasaanku saat ini, sulit sekali untuk dijelaskan. Aku nggak tahu lagi merasa bagaimana. Tapi yang jelas aku merasa sebagian diriku seperti hilang.
Nggak ngerti lagi. Kenapa harus begini akhirnya.
"Mau ke mana?"
"Ke kamar mandi bentar, kamu tunggu sini aja."
Aku mengangguk lalu menunggunya kembali. Kami lagi berada di tempat yang paling sering dikunjungi belakangan ini. Tempatnya sederhana, bikin nyaman dan nggak pernah ramai sampai padat.
Biasanya banyak pemuda-pemudi yang melimpir main ke sini karena memang tempatnya yang strategis dan dekat dengan area sekolah.
Aku menengadahkan kepala, memperhatikan lampu kerlap-kerlip yang selalu berganti warna tiap detik. Sambil menunggu dia kembali, aku mengedarkan pandangan ke penjuru kafe.
Ternyata sudah ada yang datang lagi. Sepasang kekasih. Romantis sekali.
Aku terkekeh pelan, seromantis apa pun mereka kalau ujungnya nggak jodoh juga nggak akan bisa bersama. Cuma menambah daftar kenangan yang sulit dilupakan. Buang-buang waktu dan tenaga saja.
"Mau langsung pulang?"
Aku menoleh saat dia sudah berdiri di sebelahku. Aku mengangguk dan beranjak dari sana bersamanya. Kami berdua memberi salam perpisahan kepada barista yang biasa melayani kedatangan kami, terlebih dia adalah kenalannya.
Kami pun bergegas meninggalkan kafe untuk pulang ke rumah.
Jalanan malam itu nggak seramai biasanya. Dia melajukan kendaraannya dengan pelan sambil menikmati waktu bersamaku. Di sepanjang jalan kami nggak henti mengobrol ringan sambil tertawa tiap kali ada yang lucu. Kadang hal sepele pun kami tertawakan.
Obrolan malam itu berpusat seputar orang-orang yang kami temui sepanjang jalan. Ada beberapa anak yang nongkrong di warung kelontong pinggir jalan, ada dua muda-mudi yang lagi bertengkar di pinggir jalan. Kebetulan saat lampu merah, kami melihat ada seorang anak kecil yang dibonceng oleh ayahnya dan memeluk sangat erat. Wajahnya sangat ceria, mungkin habis jalan-jalan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Catatan Melati [Complete]
Teen Fiction( harap follow lebih dulu, biasakan apresiasikan karya seseorang ) Melati Adeswara adalah perempuan kuat yang selalu tersenyum dalam menjalani kehidupannya. Melati tak pernah mengeluh kepada orang lain atau pun Tuhan yang sudah menciptakannya. Hid...