Chapter 20

184 54 0
                                    

Terima kasih sudah mampir dan menetap^^

Happy reading~

•••••

Mencintaimu itu mudah, yang sulit adalah membuatmu juga mencintaiku.

•••••

Nggak terasa dua puluh menit sudah berlalu sejak kepergianku dari rumah Gara. Sekarang kami masih di jalanan yang nggak terlalu ramai dan dia masih fokus pada jalanan yang nggak mulus.

"Mau ke mana sih?" teriakku karena angin yang berhembus lebih kencang ketimbang suaraku.

Dia nggak menjawab, cuma senyum yang bikin aku semakin penasaran.

"Gara," desisku. "Serius, ih! Mau ke mana? Udah sore banget tau!"

"Malem selasaan."

"Ih!" aku memukul punggungnya. Dia mengaduh pelan, sementara aku benar-benar kesal.

"Nanti juga tau."

"Tapi ke mana? kasih tau sekarang sih!"

"Nggak jadi surprise dong?"

"Nggak apa-apa," balasku meletakkan kepala di bahu sebelah kanannya. "yang penting tetep sama lo ke sananya."

Suara desiran angin terdengar jelas saat ini. Jalanan mulai lengang dan aku bisa dengan jelas melihat wajah dia dari samping. Debar di dada terasa lagi, aku nggak mengerti kenapa bisa terjadi.

Kalau dilihat secara terus menerus, garis rahangnya kelihatan sangat tegas. Matanya bulat sempurna. Kalau lagi senyum, lesung pipinya minta dicoblos. Sementara itu, aku sudah membayangkan begitu jauh hanya karena melihat wajahnya dari samping.

"Awas jatuh hati sama gue."

Aku tersadar saat mendengar suaranya. Kenapa aku ini? Lagian siapa sih yang nggak akan jatuh hati sama sosok sepertinya? Meski menyebalkan, kurasa banyak perempuan yang bakalan suka sama dia.

Kalau aku ... entahlah.

Kurasa aku mulai jatuh hati juga padanya.

Sebagian diriku bersamanya dan sebagian lagi tertinggal di tempat yang sulit dijangkau orang lain selain seseorang yang sudah menyematkannya sedari lama.

Aku jatuh cinta pada dua hati sekaligus.

"Gue mau ajak lo ke tempat yang menurut gue bagus banget. Enak buat meresapi semua penat yang kita pikul selama ini. Tempatnya nyaman, bikin betah. Gue nggak ngerti sih kenapa mau ajak lo ke sana, tapi sebagian diri gue bilang kalo lo butuh tempat yang kayak gitu. Semoga aja lo seneng."

Dan setelahnya, aku sama sekali nggak mendengar suara-suara bising di sekitar. Tatapanku fokus ke depan dan pelukanku semakin erat. Nggak ada protes dari dia, aku semakin mempererat pelukanku.

***

Berakhirlah kami di tempat yang jarang dikunjungi khalayak. Tempat dengan nuansa alam paling menyejukkan yang pernah aku rasakan. Bahkan menurutku, suasana yang kulihat sekarang sangat jarang sekali bisa dilihat oleh orang lain. Keberuntungan macam apa yang barusan kudapatkan?

Dan juga,

Bagaimana Gara bisa menemukan tempat seperti ini?

"Gara?"

"Ya?"

"Dari mana lo tau tempat ini? Gue suka."

"Gue juga suka. Makanya gue bawa lo ke sini." balasnya menarik tanganku.

Buku Catatan Melati [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang