Terima kasih sudah mampir dan menetap^^
Happy reading~
•••••
"AYO! SEMANGAT!!"
"Bentar," balasku berhenti lari dan diam di tepi lapangan, kedua tanganku betumpu pada lutut. Kutatap seorang di depanku yang sudah tertawa ngakak. "Capek. Beneran nggak bohong."
"Baru tiga kali puteran. Masa udah capek?" dia menghampiriku. Berdiri tepat di depanku, kutegakkan kembali tubuhku menghadapnya.
"Tapi capek. Ngerti capek nggak sih?!" kesalku.
Dia datang ke rumahku tadi pagi, sehabis subuh. Kemudian mengajak lari pagi di lapangan dekat rumahku. Lapangannya cukup luas, lumayan kalau dipakai buat lari sepuluh putaran. Belum lagi, aku yang baru bangun langsung disuruh ikut dia lari pagi. Minggu pagi pertama bersama Mamah malah disambut dengannya. Mamah di rumah cuma bisa menggoda karena dia menghampiriku sepagi itu. Seniat itu.
"Mau minum nggak?"
"Mau!" aku mengangguk cepat. Kerongkonganku kering sekali. Lari tiga putaran membuat tubuhku lemas. Mungkin efek nggak biasa lari.
"Beli, lah." dia tertawa, aku cemberut. "Nggak bawa minum emang?"
"Nggak, lah!" ketusku kesal. Gimana mau bawa minum dari rumah kalau dia saja pas baru sampai langsung ngajak aku lari pagi dan disuruh buru-buru. Dari pada meladeni dia yang bikin naik darah, lebih baik aku lesehan duduk di bawah. Kedua kakiku kuluruskan ke depan, sambil dipijat pelan. Pegal. "Beliin dong!"
"Nggak mau."
"Beliin!"
"Noo!" dia menggeleng, lalu berlari ke bangku yang ada di pinggir lapangan. Mengambil sebotol air mineral. Dia kembali ke arahku sembari menengguk air minum tersebut. "Seger!"
"Ih! Mau!" seruku langsung merampas air miliknya. Kutengguk dengan kasar karena kehausan sampai sisa sedikit. Dia menatapku sambil tertawa ngakak.
"Padahal gue bawa air dua. Tapi lo lebih milih minum bekas gue."
Aku melotot. Menatap horor cowok di depanku. Menyebalkan sekali sikapnya.
"KENAPA NGGAK BILANG?!"
"Lo nggak nanya."
"Gara!" desisku. Kutatap botol yang ada di genggaman tangan kananku, airnya sisa sedikit. Nggak menyesal sih minum bekas miliknya, tapi kalau ada yang baru kenapa harus minum yang punya dia. Kutatap wajahnya yang terpancar pendar mentari pagi, silau. "Minum yang baru buat lo aja. Biar ini gue abisin."
"Iyalah, tinggal sedikit begitu masa mau dikasih ke gue."
"Tapi kalo lo mau juga nggak apa-apa." balasku nyengir. "Nanti yang baru buat gue."
Dia menatapku sebal. "Enak aja!" kemudian duduk di sebelahku.
Aku tertawa tanpa sadar. Kenapa ya akhir-akhir ini aku suka menghabiskan waktu bersama Gara. Entah gimana bisa terjadi, menghabiskan waktu bersamanya memang menyenangkan. Tapi nggak jarang juga menyebalkan. Tahu sendiri dia sikapnya seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Catatan Melati [Complete]
Подростковая литература( harap follow lebih dulu, biasakan apresiasikan karya seseorang ) Melati Adeswara adalah perempuan kuat yang selalu tersenyum dalam menjalani kehidupannya. Melati tak pernah mengeluh kepada orang lain atau pun Tuhan yang sudah menciptakannya. Hid...