Chapter 24

175 53 1
                                    

HAPPY IED ADHA❤

Halo,

Gimana kabar kalian? Baik-baik aja kan.

Siapa yang masih nunggu Melati apdet? Hayo ngaku!

Happy reading yaa~

•••••

Jam kosong itu memang menyenangkan kalau tibanya di saat lagi pusing dengan kegiatan yang padat. Kalau seperti ini sih sama sekali nggak menyenangkan.

Selama seharian di kelasku hanya ada jam kosong.

Bukan nggak senang, aku merasa masalahku semakin tertampang jelas di sini. Melihat Gara dan bagaimana cowok itu bersikap kuat membuat sebagian diriku merasa bersalah. Aku merutuki kebodohanku yang mudah jatuh hati pada orang lain.

Lama-lama aku mau tenggelam saja di lautan lepas. Malas jadi manusia, kepengin jadi jelly saja.

Saking sibuknya dengan melamun, aku sampai nggak sadar kalau bel pulang sekolah sudah berbunyi. Pantas saja semua anak kelas pada hilir mudik di depanku, ternyata mereka segera lekas pulang.

Aku pun nggak mau ketinggalan. Dengan sigap aku langsung mengambil tasku dan pergi ke luar kelas bersamaan dengan yang teman sekelasku yang lain.

Namun baru beberapa langkah berjalan, tanganku dicekal oleh seseorang dari belakang. Saat menoleh, aku menemukan dia di sana. Dia tersenyum hangat, manis sekali.

"Balik sama siapa?"

"Sama Ken."

Dia mengernyit bingung, perasaanku jadi nggak enak. "Emang Ken nggak bilang sama lo?"

"Bilang apa?"

"Dia mau pergi sama Selina. Lo nggak bisa pulang sama mereka lagi, untuk sekarang. Jadi, mau pulang bareng?"

"Nggak usah, deh." aku menolak tawarannya.

Dengan melepas cekalan Gara, aku langsung berjalan menjauh dan berbaur dengan yang lain. Sesekali menoleh ke belakang, memperhatikan apa dia mengikutiku atau nggak. Aku merasa dikejar-kejar oleh orang yang ingin kujauhi padahal aslinya nggak.

Lantas setelah sampai koridor, perlahan semua orang menuju parkiran dan pulang. Aku cuma diam memperhatikan mereka semua sementara aku terbengong saat melihat mobil Ken melesat cepat melewati gerbang sekolah.

Sekali lagi aku sadar, hidup di antara orang berpasangan memang nggak mudah. Bagaimana aku pulang?

"Nah, ketemu."

Aku tersentak saat pundakku disentuh oleh seseorang. Aku langsung berbalik, menatap sinis siapa yang mengejutkanku. Setelah tahu siapa pelakunya, aku malah diam nggak bersuara.

"Gara,"

"Kenapa? Mau pulang bareng?"

Aku menghela napas panjang. "Nggak usah."

"Kenapa? Kok lo malah menjauh gitu sih?"

"Menjauh apanya sih, Gara?!"

"Mela, lo ini kenapa?" tanyanya dengan tenang.

Aku semakin pusing, kepalaku sakit sekali. Daripada bikin dia semakin tersakiti, aku menjauhkan diri darinya. Dia nggak semudah itu menurut. Dia justru terus mendekat padaku.

"Jauhan sana!" kataku mengusirnya.

Dia mengernyit kebingungan, "Apa, sih? Lo kenapa?"

"Gara, gue cuma nggak mau nyakitin lo semakin dalam."

Buku Catatan Melati [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang