Chapter 19

166 56 2
                                    

Terima kasih sudah mampir dan menetap^^

Happy reading~

•••••

Entah bagaimana bisa terjadi. Karena sekarang, rasaku mulai terbagi.

•••••

Aku tertawa lagi, di sebelahku dia ikut tertawa. Kami tertawa bersamaan sampai nggak sadar tempat. Aku menatapnya yang tersenyum lebar sementara aku masih dengan sisa-sisa tawa. Bersamanya terasa sangat nyaman.

"Lo belum mandi, ya?" serunya.

Seketika wajahku merah padam.

***


"Ih! Apaan sih, gue udah mandi tau!" seruku galak. Enak saja dia ngatain belum mandi, sudah wangi begini.

"Masa?" dia tersenyum mengejek. "Masih bau."

"Itu bau badan lo." ketusku.

Dia tertawa sambil tangannya yang nakal mengacak rambutku yang baru kurapihkan. Kenapa sih anak cowok suka banget acak-acak rambut?

"Ish," desisku. "Berantakan. Kayak mau benerin aja."

"Sini ... biar gue rapihin."

Tangannya langsung ke atas kepalaku. Dia merapihakan helai tiap helai rambut yang sudah dibuat berantakan olehnya. Aku cuma bisa diam sambil memperhatikan wajahnya dari jarak dekat. Fokus sekali.

"Udah tuh," katanya. "Cantik."

Pipiku bersemu saat dia mengatakannya. "Apaan sih."

"Dih, blushing!" dia menertawakanku.

Aku langsung buang muka. Malu banget.

"Duh, aus." serunya kode. Aku melirik meja dan memang minum dia sudah habis dan barusan dia bilang haus. Bodo amat ah biarin saja dia kehausan. "Melaaaaa ... aus tau!"

"Bodo amat!"

"Melati," dengusnya.

"Sono ambil sendiri."

"Ada tuan rumah kenapa harus ambil sendiri? Tamu adalah raja."

"Lo bukan raja." aku melotot padanya. "Lo cuma tamu."

"Masa depan aku mah," dia meledekku. "Calon masa depan kan?"

"Bukan!" tukasku masih melotot. "Siapa juga yang mau sama lo. Masa depan apaan lagi,"

"Gue kan calon masa depan yang baik."

"Tapi gue nggak mau sama lo."

"Gue nggak nembak lo, Mela." serunya ketawa ngakak. Aku cemberut kesal.

"Terus ngapain ngomongin masa depan sama gue?!" kesalku.

"Lah, emang nggak boleh? Ngomongin masa depan tuh ada bagusnya biar punya planning."

"Tapi nggak sama gue juga kali."

Buku Catatan Melati [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang