First Level (09/10)

11 2 0
                                    

09

Kulihat berita ditelevisi hari ini, pencurian emas di bank kota Paris hingga berujung runtuhnya gedung bank itu karena dibom. Berita tersebut kemungkinan besar pencurian dilakukan oleh kelompok teroris yang kini lebih dikenal sebagai Disaster. Disaster secara harfiah benar-benar sebuah bencana dalam tiga puluh tahun terakhir ini. Mereka selau mencari uang dengan berbagai macam cara, mulai dari penculikan, penjualan organ tubuh, pencurian suberdaya, pencurian artefak negara, dan sekarang perampokan bank. Mereka benar-benar penjahat internasional dan mirisnya hingga sekarang lokasi markas maupun anggotanya sama sekali tidak diketahui.

Banyak sekali pemberitaan Disaster di berbagai TV dan media daring, Khususnya stasiun TV yang fokus pada program berita, seperti ORB, TNT, Clarity, dan Remember. Dari semua televisi tersebut, aku sangat menyukai stasiun televisi Remember. Menurutku Remember adalah stasiun TV paling independen dan kritis menanggapi isu sosial seperti ini. Bahkan saking kritisnya, tak jarang Remember juga memberitakan tentang kecacatan pemerintah ke khalayak. Tak jarang pula Remember yang terlalu berani memeberitakan hal-hal internal dan sensitif tentang pemerintah mendapat kecaman dari kelompok nasionalis. Pemerintah tidak bisa berbuat banyak, karena Remember selalu punya bukti atas pemberitaannya dan kritikus media juga menganggap Remember merupakan sarana kritik terhadap kinerja pemerintah dan suatu tindakan otoriter jika pemerintah sepihak menutupnya. Gedung stasiun TV Remember juga cukup unik, karena berlokasi di pulau yang terletak dilaut Masalembo, yang cukup terisolir. Mereka melilih lokasi itu untuk menghindari kerusuhan dari kelompok nasionalis radikal yang dapat memengaruhi objektifitas berita. Ya, harus kuakui mereka benar-benar stasiun TV yang sangat idealis dalam menjunjung kebenaran.

Aku hanya bisa menonton TV sekarang. Ya, mungkin karena badanku seakan mau rontok malam ini. Sejak tadi pagi hingga malam, aku mendapat kejutan dan siksaan seharian dalam rangka hari ulang tahunku. Untunglah semua itu berakhir dan kurasa tidur adalah hal paling menyenangkan saat ini.

"Tuan, ada email masuk untuk anda." Ucap Baran menggangguku yang nyaris akan tidur.

"Tunjukan isinya." Jawabku dengan sangat lemas.

Disana tertera tulisan: 'UT%$A- F%^*Y - HGGta - JAJGS - HJSA% - Fts** - GJAG& - LMNB* - RTAV@ - QSH^L - FSAH$ - HGG21 - JAQ%$ - GFAJ& - $@HjL - FRA^# - GKA%% - TA&GA - GAJ$& - FHA&^ BXCZ&'

"Hanya itu isi pesannya tuan. Tanpa ada nama pengirim dan alamat emailnya tidak teridentifikasi" Ucap Baran.

"Ah itu cuma email sampah, Baran. Sudah biarkan saja, aku mau tidur." Ucapku dengan santainya.

"Baik tuan." Tiba-tiba lampu mulai redup perlahan. "Selamat tidur tuan Sheen." Ucap Baran dengan nada yang mulai menghilang pada bagian akhir.

-----

Pagi ini kami berkumpul dilapangan sekolah untuk upacara rangka kenaikan kelas dan penyambutan siswa baru. Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah sekian lama kami libur panjang. Seperti tahun lalu, Kepala sekolah masih berceramah tentang hal yang sama. Maksudku, benar-benar persis. Namun hari ini, dia sangat senang dan selalu membanggakan sekolahnya karena sekali lagi, sekolah ini kembali mencetak HOPE. Tahun ini, alumnus Skybridge Hanunah Choirun Alsyifa menjadi 49th HOPE, bahkan dikabarkan memiliki nilai sempurna pada pelajaran Matematika.

Selain berita gembira, pak kepala sekolah juga mengucapkan bela sungkawa kepada empat murid dianggkatanku dan satu murid anggatan diatasku yang dilaporkan hilang. Dan bagai tradisi, Skybridge selalu meluluskan dan menerima seratus lima puluh murid setiap tahunnya, dimana jumlah murid pada masing-masing angkatan juga harus berjumlah seratus lima puluh orang pada awal semester, yang berarti akan ada tambahan empat murid untuk anggatanku dan satu murid untuk anggakatan diatasku. Terlepas dari murid baru yang akan datang, fokusku saat ini sesederhana, apakah aku dapat sekelas lagi dengan teman-temanku?

Sebelum membubarkan upacara, pak kepala sekolah memberi tahu kami bahwa pembagian kelas sudah tersedia di situs Skybrige, sekita kami sibuk mengakses NC kami masing-masing. Saat kulihat NC-ku, disana tertera namaku dan Edith ada di Kelas sebelas A sedangkan Clyde, Axel, Debby, bahkan Lucas ada di kelas sebelas C. Meskipun ada Edith, aku mulai Khawatir apakah nanti aku akan kesepian dikelas 11. Aku senang tidak satu kelas dengan Lucas dan Axel semester ini, karena hal yang pernah terjadi dimasa lalu, kini hubungan ku dengan mereka hanya sebatas menyapa saja. Kupikir apa yang kulakukan dengan Lucas dan Axel akan kulakukan juga pada Debby, namun tak bisa kupungkiri aku tidak bisa menjauh darinya. Kami masih berteman baik dan aku masih sering membantunya belajar begitupun sebaliknya.

"Hei tampan, kita sekelas!" tiba-tiba Edith merangkulku dari belakang dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya sibuk mengacak-acak rambut coklatku.

"hei, hentikan." Ucapku agar ia berhenti mengacak rambutku. "Iya kita sekelas, tapi sedih juga yang lain tidak sekelas dengan kita." Ucapku lesu.

"Mau bagaimana lagi, Sheen. Tapi ada untungnya juga, terutama untuk Clyde." Ucapnya, aku masih bingung entah apa maksudnya. "Dengan tidak sekelas denganmu, Clyde tidak akan selalu bergantung denganmu, dia akan berjuang dengan upayanya sendiri." Jelas Edith. Aku hanya tersenyum, dan kulihat ternyata sejak tadi ada Clyde dibelakang kami. Clyde langsung menjitak Edith.

"Aduh." Edith kesakitan.

"Siapa yang kau bilang 'selalu bergantung'?" Tanya Clyde dengan tangan yang masih mengepal. Edith tidak menjawab, dia hanya tersenyum malu. Clyde tiba-tiba mengarahan pandangannya padaku dan mendadak memelukku.

"Sheen, bagaimana ini. Bagaimana aku bisa lulus ujian kalau kita tidak sekelas." Ucap Clyde terdengar benar-benar putus asa, ia memlukku dan membuat dahiku mengkerut keheranan.

"Apa kataku, Sheen." Edith menyela.

"Diam!" Maki Clyde.

"Tenang Clyde, pasti kubantu." Ucapku sambil melepaskan pelukan Clyde. "Kita masih bisa bertemu saat istirahat, pulang sekolah, bahkan liburan." Sambungku.

"Baiklah, Setidaknya masih ada secercah harapan kalau aku akan lulus." Ucap Clyde, ia langsung merubah ekspresinya menjadi mengejek. "Oh iya, Debby sekelas denganku, berarti kamu tidak akan bertemu dia lagi ya?" Dia menambahkan senyum mengejek diakhirnya. "Pokoknya selama semester ini, jangan ganggu malamku dengan pertanyaan: bagaimana Debby dikelas? Apakah dia menggerti pelajarannya? Debby dekat dengan siapa? atau hal-hal lain yang bisa buatku muntah tengah malam."

Tentu, dia menyebalkan tapi dia temanku, namun bila ada orang yang ingin mewakiliku untuk memukulinya, tentu akan kuizinkan.

OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang