Clarity (36/40)

7 2 0
                                    

36

Malam ini kami berkumpul untuk menyatukan informasi yang kami dapat. Sekarang Pukul Sembilan malam, tepat dikamarku. Awalnya ibuku bingung mengapa tiba-tiba banyak temanku dikamar. Mau tidak mau aku berbohong dan bilang kalau mereka hanya berkunjung saja saat liburan. Hari ini Edith tidak mendapatkan hasil yang terlalu bagus, dia hanya mendapat pengakuan bahwa Petugas keamanan hanya pergi sebentar untuk makan, begitupun petugas kebersihan. Saat kutanya kenapa bisa serempak waktunya, Edith hanya bilang kalau mereka juga tidak tahu, dan bilang itu hanya kebetulan saja. Selanjutnya laporan Clyde dan Axel, namun tidak ada satupun petunjuk yang mereka dapat. Lavinda dan Fluzzy melaporkan bahwa penyidikan tim pak Regan sudah cukup jauh. Mereka menemukan jejak sepatu Senji di antara gerbang utama hingga ke ruangan pak Dimas. Jejak sepatu itu cocok dengan sepatu yang dipakai Senji saat ditangkap di Bandung. Selain sepatu, mereka juga menemukan beberapa helai rambut, disana. Warnanya seperti warna rambut Senji, dan besok siang hasil DNA rambut itu dengan rambut Senji akan keluar.

Aku pun menjelaskan apa yang kutemukan. Mereka cukup tercengang mendegarnya, terutama saat kubilang pelaku menyadap semua CCTV dengan Chip yang merupakan ciptaanku. Kami saling menyimpulkan bahwa pelaku sudah mencuri karya ciptaanku dan membuatnya lagi dengan versi berbeda. Pelaku tentu adalah orang yang ahli dibidang teknologi dan merupakan orang kaya, karena chip ciptaannya mengunakan barang kualitas tinggi yang hanya bisa diimpor dari luar negeri. Sehingga faktor ekonomi sebagai motif pembunuhan juga harus dihapus dalam dugaan. Pelaku juga sudah memahami area sekolah, karena lokasi penyadapan CCTV sangatlah sepi dan strategis. Sehingga kami juga menyimpulkan motif pembunuhannya menjadi dua kemungkinan. Pertama, Mungkin pelaku tidak memiliki dendam dengan pak Dimas, tapi malah punya dendam dengan Senji. Sehingga Dia memanfaatkan kondisi ini agar Senji dipenjara. Kedua, Pelaku mungkin tidak punya dendam dengan siapapun. Pelaku justru punya tujuan lain, namun menjadikan Pak Dimas dan Senji Sebagai kedok pengalih aksinya.

Tapi kami yakin, hal ini pasti direncanakan. Karena tidak mungkin semua petugas tidak berada disekolah, lalu kebetulan Senji dan Pak Dimas ada Disekolah, dan Rekaman CCTV disabotase diwaktu yang bersamaan. Maka kini kronologisnya bisa kami uraikan, meskipun masih perlu bukti pendukung. Sebelum kejadian terjadi, entah bagaimana pelaku membuat semua petugas disekolah keluar untuk mencari makan diluar. Pelaku memahami bahwa pekerja disana tidak khawatir bila keluar sebentar saat bekerja karena seluruh sudut sekolah sudah dipasang CCTV. Pelaku masuk melalui tembok sekolah karena memang hanya petugas yang bekerja disekolah dan para guru yang mempunyai akses sidik jari untuk membuka gerbang. Saat Senji masuk melewati gerbang, pelaku langsung mematikan CCTV agar aksinya tidak terekam dan Senji yang disalahkan. Aku tidak tahu apa alasannya, tapi pelaku sepertinya yakin bahwa Pak Dimas akan keruangannya malam itu. Tentu saja saat malam hari semua ruangan ditutup dan hanya dengan Sidik jari pintu ruangan Pak Dimas bisa terbuka. Mau tidak mau pelaku harus menunggu sampai pak Dimas membukakannya. Setelah Pak Dimas selesai dengan obrolanya bersama Senji, pak Dimas pasti akan pergi menuju ruangannya. Pada saat itu juga pak Dimas dibunuh dengan alat setrum tepat di ruangannya sendiri. Karena Pak Dimas berteriak cukup keras, pelaku pasti langsung meninggalkan pak Dimas. Siasat agar Senji di sangka sebagai pelakunya dilakukan dengan cara meletakan alat setrum di dekat tubuh pak Dimas dan berharap Senji akan menyentuhnya lalu meninggalkan sidik jarinya pada alat setrum itu. Karena Senji trauma pada alat setrum itu, serta takut bila pelaku sebenarnya juga membunuhnya, akhirnya Senji pergi meninggalkan sekolah secepat mungkin. Sampai akhirnya mayat pak Dimas ditemukan oleh petugas kebersihan yang sudah kembali ke sekolah.

Kami akhirnya kembali berdiskusi. Kulihat Lavinda memperhatikan ekspresiku sekarang. "Sheen," Ucapnya. "Kau pasti memikirkan sesuatu, ceritakan saja. Jika kau pikir kami akan membocorkan ke polisi kalau alat penemuanmu juga terlibat dalam kasus ini. Kau salah Sheen, kami tidak akan melakukan itu." Sambungnya

OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang