33
Bandung bukanlah kota yang jauh dari Jakarta. Dengan kondisi jalan yang tidak ramai, hanya perlu beberapa waktu untuk kami tiba disini. Seperti di Jakarta, malam di Bandung juga sangat ramai. Semua toko dan pusat perbelanjaan di sepanjang jalan masih terang menyala dan padat dipenuhi pengunjung yang ingin berbelanja. Tapi kali ini, tujuan kami bukanlah untuk berbelanja, maupun liburan. Kami harus mencari Senji, dan kami harus segera menemukannya. Mobilku kuparkirkan saat kami tiba di sebuah gedung besar yang menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Bandung saat ini. Parahyangan Mall, adalah mall yang selalu aku kunjungi saat aku pergi ke Bandung. Tapi kembali kutekankan, kali ini kami tidak datang untuk tujuan berbelanja.
Aku segera menuju pusat ATM di Mall ini dan melihat kondisi sekitar apakah aman atau tidak. Saat aku dan Clyde merasa kondisi sudah aman, aku mengeluarkan NC-ku dan berdiri tepat di bawah kamera CCTV agar benda itu tidak dapat merekam kegiatanku. Aku memasukan nano-chip pada komponen dibalik kamera CCTV. Kunyalakan program Baran, dan dengan mudah kuretas semua rekaman CCTV di tempat ini. Kuperhatikan dengan seksama layar NC-ku, dan kini semua hasil rekaman CCTV hari ini sudah terlihat. Dalam rekaman CCTV itu, tepat di lokasiku sekarang terdapat seorang pria yang memakai masker yang bertransaksi di mesin ATM ini. Senji kali ini memang cukup cerdas, ia mengambil kartu baru dari ATM. Meski di masa kini uang tunai sudah tidak ada, namun untuk menghindari pemborosan yang dilakukan anak-anak, Bank mengeluarkan kembali mesin ATM yang mengeluarkan kartu transaksi sekali pakai atau sering disebut T-card (temporary card). Semua orang tua yang memiliki anak di bawah usia 13 tahun, hanya boleh memberikan T-card kepada anaknya dengan limit yang ditentukan orang tuanya. Berbeda dengan kartu ATM asli yang mengandung nano-chip dan berbahan plastik. T-card hanyalah kartu berbahan karton organik yang bercetakan barcode, kartu itu tidak akan bisa dipakai lagi jika saldo didalamnya sudah habis. Senji pasti sengaja merubah kartu ibunya dalam bentuk T-card dengan tujuan mengindari pelacakan polisi setiap ia bertransaksi. Karena T-card tidak ditanamkan nano-chip.
Dalam rekaman, Senji menarik tiga buah T-card dan segera pergi dari tempat ini. Saat ia menghilang dari jangkauan CCTV ini, aku mencarinya kembali dengan rekaman dari CCTV yang lain. Benar saja, ia terlihat bergegas pergi meninggalkan Mall ini. Ya, bisa kusimpulkan bahwa aku kehilangan jejaknya. Aku benar-benar tidak tahu dia pergi dimana, dan dengan T-card yang kini ia pakai, aku sama sekali tidak akan bisa melacaknya.
"Apa yang harus kita lakukan Clyde? Kita kehilangan dia." Ucapku.
"Sudahlah, mungkin dia memang ingin menghilangkan jejak. Sebaiknya kita pulang dan tidur." Clyde terlihat sudah cukup lelah.
"Tidur," aku mendapatkan ide. "Kau jenius, Clyde. Senji pasti segera mencari tempat penginapan dan menyusun rencana."
"Ah, benarkah aku sejenius itu?" Wajahnya heran. Aku hanya mengangguk. "Baiklah, ayo kita cari dia." Entah mengapa kini dia lebih bersemangat dariku.
Kami menuju mobil dan segera mencari berbagai penginapan terdekat disini. Banyak sekali penginapan disini, dan Senji bisa saja menginap dimanapun. Namun aku yakin Senji tidak akan menginap di penginapan yang mahal. Dengan kondisinya saat ini, dia pasti perlu penginapan yang bisa diinapi dalam waktu yang lama, sampai situasinya mulai kondusif. Senji pernah tinggal didaerah sini, apa mungkin ia kembali ke apartemennya yang dulu? Ah, itu terlalu mencolok, ia pasti mencari tempat baru namun tempat yang ia benar-benar kenali. Tempat yang sulit ditemukan bagi orang yang belum pernah di Bandung. Itu berarti tempat yang jauh dari akses di pusat kota. Ah, pasti ia pergi ke sudut kota tepatnya di lereng perbukitan. Disana sulit diakses karena jalannya sangatlah sempit dan bercabang seperti labirin.
Aku membelokan setirku cukup kuat, hingga Clyde terkejut. Saat kami tiba di jalan utama menuju lereng bukit, aku hentikan mobilku, dan memnita Baran mengaktifkan GPS. Aku meminta Baran mencari semua informasi tentang penginapan di daerah ini. Tak berapa lama, Baran menemukan bahwa hanya terdapat lima penginapan di sini. Aku memerintahkannya untuk mengurutkan penginapan itu berdasarkan harga meninap permalam. Saat baran sudah menyusunnya, terdapat dua penginapan yang harganya cukup murah disana. Aku segera menuju penginapan termurah pertama yang paling dekat dari jalan ini. Tak berapa lama kami tiba disana. Desainya dari luar memang cukup sederhana, namun kulihat tetap terasa nyaman untuk di tinggali. Aku ke meja reseptionisnya dan menanyakan apakah ada orang yang melakukan reservasi hari ini, namun sayangnya tidak ada. Aku melanjutkan perjalananku menuju penginapan kedua, tempat kedua ini memiliki desain luar lebih modern dari penginapan sebelumnya. Saat aku menanyakan kepada reseptionis, betapa senangnya aku saat wanita berseragam rapi itu bilang kalau pria yang fotonya kutujukan padanya memang menginap disini. Ia bilang bahwa Senji menginap di penginapan nomor 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)
Mystery / ThrillerOblivious adalah program pemerintah di masa-depan, dimana setiap tahun satu orang anak akan terpilih menjadi HOPE dan berhak atas beasiswa penuh di Universitas dunia yang bebas ia pilih pada malam penobatan. Menjadi HOPE adalah impian semua anak, na...