30
Aku terkejut, benar benar terkejut. Baru saja kemarin aku mengobrol dengan pak Dimas, namun pagi ini aku harus melihat pemberitaan di TV tentang kematiannya. Di salah satu berita pagi memberikan headline 'Pembunuhan guru di sekolah para raja'. Disana diberitakan seperti ini:
Seorang guru di sekolah Skybridge bernama, Dimas Pertwof Wilarman, Ditemukan petugas dan dinyatakan tewas pada hari Sabtu, 24 Maret 2196, Pukul 22.30 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi tewas di ruang kerja sekolah. Detektif dan ahli forensik berspekulasi bahwa korban yang memiliki riwayat jantung, mengalami serangan jantung yang menghilangkan nyawanya. Kemungkinan korban disetrum oleh pelaku pembunuhan yang mengetahui bahwa korban memiliki riwayat lemah jantung. Untuk pelaku dan motif pembunuhan, masih belum diketahui. Saat ini pihak kepolisian, Detektif, dan salah satu guru krimonogi sekolah Skybridge bekerja sama untuk mengusut kasus pembunuhan ini.
Tanpa pikir panjang, aku segera mengambil kunci mobilku dan segera menuju sekolah. Sepanjang jalan aku belum bisa menerima kenyataan ini. Sesekali aku mengluarkan air mata saat mengemudi, dan dilubuk hatiku timbul rasa amarah tak tertahankan pada pelaku pembunuhan pak Dimas. Kullihat NC-ku banyak sekali berita bermunculan tentang kematian pak Dimas, dan grup kelas Kriminologi-pun sedang ramai membicarakannya. Kulihat dalam obrolan grup itu, Lucas, Lavinda, dan Ivander juga sedang dalam perjalannan menuju sekolah. Kupercepat laju mobilku agar aku bisa sesegera mungkin tiba disekolah dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Saat tiba di sekolah, kulihat gerbang sekolah sudah diberi garis polisi dan kulihat banyak sekali polisi dibalik gerbang itu. Kuparkir mobilku dan segera menuju gerbang itu. Aku mengguncang-guncangkan gerbang sekolah dan berteriak untuk diizinkan masuk. Petugas polisi hanya memarahiku dan menyuruhku untuk pergi. Aku semakin lantang berteriak, dan semakin liar menguncang-guncangkan gerbang ini. Tanpa ku sadari, Lucas, Lavinda dan Ivander sudah ada disampingku, lalu ikut menguncang-guncangkan gerbang dan berteriak agar kami di izinkan masuk. Seorang polisi yang sangat besar menghampiri kami dan dengan sangat lantang memaki kami untuk segera pergi. Aku sempat adu argumen dengannya agar diizinkan masuk. Polisi besar itu terlihat kesal menaggapi semua argumenku, dan memukul gerbang sekolah ini hingga membuat kami cukup ketakutan. Mungkin karena kegaduhan kami, akhirnya pak Regan pun menyadari kami datang. Pada akhirnya kami semua diizinkan masuk karena pak Regan segera memerintahkan petugas disana untuk membukakan gerbang untuk kami.
Saat gerbang dibuka, kami berempat segera berlari menghampiri pak Regan. "Pak, kenapa bisa seperti ini?" Ucapku yang masih belum bisa menerima keadaan.
"Sabar Sheen. Bapak yakin kau sangat terpukul kehilangan orang yang dekat denganmu, tapi kau harus menerimanya." Ucap Pak Regan menenangkanku.
Tanpa sadar air mataku keluar dan langsung segera kuhapus. Kulihat Lavinda masih tetap menangisi kematian Pak Dimas dengan cukup tersedu. Ivander mencoba menenangkan Lavinda dengan memeluknya, sedangkan ekspresi wajah Lucas juga terlihat sangat terpukul dengan keadaan ini.
"Pak, apa yang harus kita lakukan?" Ucapku lemas.
"Dengarkan," Pak Regan merangkul kami berempat. "Bapak rasa bantuan kalian sangat diperlukan dalam mengusut kasus ini. Semua pelajaran yang kalian dapat dikelas Kriminologi, sekaranglah saatnya untuk kalian terapkan. Ini adalah kasus sesunguhnya, kasus dimana kalian harus cermat, kritis, dan mengamati semua detail objek berkali-kali lipat dibanding dalam simulasi. Bapak harap kalian dengarkan instruksi bapak dan lakukan tugas ini dengan baik." Kami mengendengarkan dengan seksama. "Lavinda, sekarang kau pergi ke rumah sakit tempat mayat pak Dimas diotopsi, lalu carilah hal-hal yang janggal dari tubuhnya." Jelas pak Regan.
"Bagaimana cara saya kesana? Mereka pasti tak mengizinkan." Ucap Lavinda yang masih terisak.
"Berikan NC-mu," Pinta Pak Regan. Lavinda mengeluarkan NC-nya dan mengarahkan pada pak Regan. "Tunjukan barcode ini, dan kau bisa mendapat akses bebas dalam penyelidikan ini." Pak Regan meletakan NC-nya diatas NC Lavinda dan munculah Barcode dilayar NC lavinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)
Mystery / ThrillerOblivious adalah program pemerintah di masa-depan, dimana setiap tahun satu orang anak akan terpilih menjadi HOPE dan berhak atas beasiswa penuh di Universitas dunia yang bebas ia pilih pada malam penobatan. Menjadi HOPE adalah impian semua anak, na...