Clarity (35/40)

8 2 0
                                    

35

Tiga hari, ya sudah tiga hari insiden kejar-kejaran di bandung sudah ku lewati. Senji sudah ada di penjara Jakarta sekarang. Selama 3 hari aku tidak keluar rumah. Tidak ada sekolah lagi, tidak ada tugas lagi, dan tidak ada yang ingin kulakukan di luar. Aku harus menunggu satu bulan lagi untuk menunggu hasil ujian nasionalku diumumkan. Meski selalu didalam rumah, aku selalu melihat perkembangan kasus Senji dari media sosial. Ya, memang sangat cepat berita itu tersebar di internet. Kasus Senji selalu menjadi perbincangan di grup ataupun media sosial Skybridge. Setiap anak membicarakannya, hampir semuanya kecuali aku, teman-teman dekatku, dan murid kelas kriminologi. Bahkan Fluzzy yang biasanya selalu terdepan dalam membahas semua topik dimedia sosial, kini sunyi dan sama sekali tidak muncul disana.

Pagi ini aku mendapat kabar bahwa mobilku yang ditahan di Bandung sudah bisa diambil dan aku juga sudah menyewa petugas antar untuk mengantarkan mobiku kerumah siang ini. Tiga hariku dirumah, bukanlah tiga hari yang sia-sia. Aku yang masih ingin mengusut kasus ini, selalu memikirkan semua kemungkinan yang terjadi pada saat malam kejadian. Aku sudah bisa merekronstruksi kejadian pembunuhannya. Namun siapa pelakunya dan apa alasannya masih kupikirkan. Aku sudah menyusun sebuah rencana saat mobilku datang. Mungkin bukan rencana yang cukup cerdas. Namun kurasa rencana ini cukup aman dan tidak menimbulkan resiko besar seperti yang kulakukan sebelumnya.

Aku memerlukan Clyde, Axel dan Edith dalam rencanaku. Aku juga memerlukan teman dikelas kriminologi. Namun dengan Lucas dan juga Ivander yang menjadi asisten pak Regan dalam penyidikan kasus Senji, tentu tidak akan bisa membantuku. Tersisa Lavinda, Fluzzy dan Matthew. Namun karena ini rencana yang cenderung menentang hasil penyidikan Pak Regan, kurasa aku tidak memerlukan Matthew yang terlalu idealis dengan hukum-hukum negara yang selalu ia junjung itu. Aku memerlukan Axel dan Clyde untuk mencari petunjuk di lokasi yang belum atau tidak dilacak tim penyidik. Aku butuh Edith untuk mencari tahu alasan petugas kebersihan dan petugas keamanan tidak ada di sekolah saat pembunuhan terjadi. Untuk Fluzzy dan Lavinda, aku belum menentukan apa yang harus mereka lakukan, namun aku yakin mereka akan sangat menbantuku. Mereka adalah orang yang saat ini kupercaya, awalnya aku ingin mengajak Debby, namun dengan dekatnya ia dengan Lucas, aku khawatir kegiatan penyidikanku akan di ketahui tim penyidik.

Selama beberapa jam menanti mobilku kembali, aku hanya naik turun tangga. Beberapa kali aku memakan makanan didalam kulkas dan beberapa kali juga aku menelpon semua orang yang kuperlukan untuk melakukan penyidikanku agar mereka datang kerumah, hingga akhirnya mobilku datang begitu pula orang-orang yang kuhubungi. Mereka berlima duduk di sofa ruang tamuku, sementara aku berdiri didepan meja agar mereka semua bisa melihatku dengan jelas.

"Maaf sudah menggangu liburan kalian," ucapku memulai pembicaraan. "Langsung saja, aku ingin melakukan penyidikan tentang kasus ini. Seperti yang sudah kubilang ditelepon, masing-masing dari kalian akan mendapat tugas, dan setiap malam kita harus mengumpulkan semua informasi terbaru."

"Sheen, kenapa kau masih mau mengusutnya. Bukankah pak Regan juga sedang melakukannya?" Ucap Lavinda. "Seperti yang kau tahu, aku sangat suka melakukan hal seperti ini dan sama sekali tidak masalah untuk membantumu. Tapi berikan alasan mengapa kami harus melakukannya." Lavinda melipat tanganya.

"Benar, Sheen. Kenapa kau terobsesi sekali untuk membebaskan Senji. Meski kau bilang Senji membuat pengakuan palsu, tetap saja itu pilihan Senji untuk mengakhiri kasus ini." Ucap Axel.

"Bukankah itu berarti," ucapan Clyde terhenti. "Kau menyia-nyiakan pengorbanan Senji."

"Baiklah," Aku mulai angkat bicara. "Aku mengajak kalian karena saat ini kalian orang yang aku percaya dan aku yakin mampu membantuku. Teman kita disana sedang dipenjara karena sesuatu yang tidak ia lakukan." Aku menunjuk kesuatu arah, meski aku tidak tahu apakah arah tunjukanku benar mengarah ke penjara Senji. "Meski terlihat bahwa aku menghianati semua perjuanganya dan pengorbananya yang bahkan rela menyerahkan diri agar aku tidak dipenjara, tapi apa kalian sadar," Semua mata bertambah fokus menatapku. "Pelaku sebenarnya, diluar sana akan tertawa bahagia saat kita tidak melakukan apa-apa. Jadi apa menurut kalian penyidikan ini sia-sia? Apa menurut kalian pelaku sebenarnya berhak bebas? Apa menurut kalian orang yang tidak bersalah layak untuk dipenjara?" Seisi ruangan hening saat aku mengakhirinya. "Baiklah," Aku merendahkan suaraku. "Siapa yang masih ingin membantu penyidikanku, angkat tangan kalian."

OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang