27
"Kenapa tiba-tiba bertanya tentang hal ini? Sebelumnya kau tidak pernah membahas hal apapun tentang teroris dunia seperti Disaster." Pak Dimas menatapku heran dengan mata yang menyipit.
"Ya, aku cuma penasaran saja. Karena media massa hanya menayangkan berita tentang aksi Disaster dari sisi komersil media. Aku penasaran, sebenarnya bagaimana Disaster terlepas dari pemberitaan bias di media." Jawabku.
"Begitu," Ucap pak dimas dengan ekspresi yang lebih tenang. "Sebenarnya, pemberitaan di media massa sudah cukup objektif menampilkan organisasi teroris itu. Namun menurut teman bapak yang bekerja di dinas pertahanan negara, Disaster tidaklah berbahaya ataupun menjadi ancaman bagi negara dengan sistem keamanan super ketat seperti negara kita. Tapi karena pemberitaan sangat intens menyangkan aksi terorisme Disaster, masyarakat cenderung khawatir secara berlebihan." Jelas Pak Dimas.
"Memangnya, negara kita seaman itu dari ancaman Disaster?" Tiba-tiba aku merasa ada kejanggalan dari ucapan pak Dimas.
"Iya, bahkan hingga kini aksi pengeboman Disaster tidak pernah terdengar ada di Indonesia. Bukankah itu bukti kalau negara kita sangatlah aman." Ucap pak Dimas dengan bangga.
Entah kenapa, dengan tidak pernah adanya kasus pengeboman oleh Disaster di Indonesia malah menimbulkan suatu kejanggalan. Bila Disaster tidak pernah menyerang Indonesia, maka terdapat dua kemungkinan: pertama, sistem pertahanan dan keamanan di Indonesia memanglah sangat baik, atau bisa jadi Disaster berasal dari Indonesia dan dinas pertahanan juga terlibat dengan aksi Disaster. Tapi apa benar Indonesia seaman itu? Sampai Dinas pertahanan negara bisa dengan pasti meyakinkan pak Dimas bahwa Indonesia akan aman dari serangan Disaster. Apakah Dinas Pertahanan sudah mengerti alur operasi Disaster sehingga bisa mencegah Disaster beraksi di Indonesia? Bila Dinas pertahan memang tahu alur operasinya, bagaimana mereka bisa tahu? Kecuali jika mereka juga ikut terlibat dalam operasi Disaster, atau mungkin memiliki perjanjian dengan Disaster untuk tidak meyerang Indonesia. Tapi masalahnya. Bagaimana bisa terlibat ataupun membuat perjanjian, jika anggota dan lokasi Disaster saja sampai sekarang belum diketahui. Harus kuakui, Disaster memiliki sistem pertahanan yang sangat sempurna, yang sulit di tembus.
"Pak, apakah teman Bapak yang bekerja di Dinas pertahanan pernah bercerita tentang sistem kerja ataupun macam-macam aksi yang dilakukan oleh Disaster?" Aku semakin penasaran.
"Ya, dia pernah membahasanya sebentar. Dia bilang, sistem kerja Disaster sangatlah rapi. Saat mereka beraksi, mereka sama sekali tidak meninggalkan jejak yang membuat mereka terlacak. Bahkan saat gedung-gedung mereka bom, disana sama sekali tidak ada bukti yang menjelaskan dimana lokasi mereka ataupun identitas anggotanya. Polisi selalu dibuat kewalahan dengan aksi Disaster yang selalu tidak terdeteksi. Pernah ada rekaman CCTV di salah satu bank yang dihancurkan Disaster berhasil merekam aksi mereka. Di CCTV itu terlihat Disaster memakai pakaian anti peluru dengan masker gas beracun, namun sama sekali tidak terdeteksi siapa saja mereka. Anehnya CCTV itu hanya merekam beberapa detik, selanjunya layar CCTV menjadi hitam dan mengalami gangguan seakan sudah di sabotase." Jelas Pak Dimas.
"Apakah aksi Disaster selalu melibatkan bom saja?" Tanyaku.
"Kebanyakan memang selalu melibatkan bom. Di televisi juga sering mengaitkan Disaster dengan teror bom." Dia diam Sejenak. "Tapi, pernah ada kasus percobaan penculikan yang diduga dilakukan Disaster di kota Springfield, Amerika. Korban yang nyaris diculik melarikan diri ke kantor kepolisian terdekat, dan menyatakan bahwa pelaku yang hampir menculiknya memiliki ciri-ciri memakai rompi anti peluru hitam dengan masker gas beracun seperti anggota Disaster." Tambahnya.
Aku terkejut, saat pak Dimas mengatakan penculikan, entah mengapa aku mengingat cerita tentang ayah Clyde. "Kenapa Disaster ingin menculik orang itu? Memangnya siapa korban itu?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)
Mystery / ThrillerOblivious adalah program pemerintah di masa-depan, dimana setiap tahun satu orang anak akan terpilih menjadi HOPE dan berhak atas beasiswa penuh di Universitas dunia yang bebas ia pilih pada malam penobatan. Menjadi HOPE adalah impian semua anak, na...