Twisted (14/20)

14 2 0
                                    

14

Setelah kembali dari pasar gelap, kami mencari penginapan terdekat. Aku meminta Lavinda menyewa penginapan dekat Buckingham, sedangkan aku dan Senji mencari petunjuk ditoko sekitar penginapan. Aku memisahkan diri saat kami menemui persimpangan jalan, aku memilih jalan dikiri sedangkan Senji kanan. Jalan yang kupilih ternyata sunyi, sepanjang jalan hanya ada beberapa toko, diantaranya bahkan sudah bangkrut. Aku tidak yakin akan memulai dari mana, namun ada satu toko yang menarik perhatianku di seberang jalan. Aku memasuki toko Invention itu, anehnya tidak ada orang disana. Aku menghampiri meja kasir dan menekan bel.

"Permisi." Ucapku sambil mencoba mencari manusia disana.

"Sebentar!" Suara seorang pria muncul entah dari mana. Pria itu lalu muncul dari pintu yang kulihat mengarah ke ruang bawah tanah, sambil menepuk tanganya yang penuh debu. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Tanyanya. Pria itu sudah cukup berumur, rambutnya putih, dan perutnya buncit. Ia memakai kacamata aneh dan pakaian ber-suspender khas orang Inggris.

"Saya penasaran dengan toko ini dan ingin melihat barang-barang penemuan anda." Jawabku Sopan. "Anda pasti penemunya? ." Ucapku sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.

Dia mengeluarkan saputangan dari saku, lalu membersihkan tanganya sebelum menjabat tangganku. Dia tersenyum senang, seakan aku adalah pelanggan pertamanya setelah sekian lama toko ini sepi.

"Baik Tuan, saya punya beberapa temuan yang mungkin membuat anda tertarik." Dia mengarahkanku ke salah satu sudut toko. "Ini jam saku inovasi saya." Dia mengangkat sebuah jam saku perak.

"Apa inovasinya?" Tanyaku bingung.

"Mungkin ada melihat jam ini sama dengan jam biasa, namun saat anda lihat isinya." Dia membuka jam saku itu. "Selain melihat waktu, anda juga bisa melihat hari dan tanggal didalamnya." Ucapnya begitu bangga.

"Menarik, apa ada yang lain?" Ucapku. "Saya sudah bosan bertemu jam saku saat ini." Tambahku. Kulihat dia agak kecewa dengan responku.

Aku memutar tubuhku dan kulihat benda yang tidak asing. Itu berwujud seperti perekam suara abad sembilan belas yang pernah kulihat dibuku sejarah. Aku terkejut melihat benda seperti itu sudah ada dimasa seperti ini.

"Benda apa itu?" Tanyaku menunjuk benda itu.

"Oh, benda itu salah satu penemuan saya. Namun saya sudah menyerah mengerjakannya." Dari raut wajahnya sepertinya banyak yang ia lalui untuk membuat benda itu. "Saya berniat menciptakan alat perekam suara yang bisa dibawa bahkan dimasukan kedalam saku. Sayangnya hasil rekaman dari benda itu sama sekali tidak bisa terdengar, dan hanya mampu merekam selama 30 detik." Jelasnya.

"Boleh saya lihat." Pintaku. Dia mengambil benda itu dan memberikanya. Aku lihat benda ini, memang mirip perekam suara, namun rangkaian listriknya masih seadanya dan banyak komponen yang kurang sesuai. "Tuan, sepertinya saya bisa membantu anda. Dimana bengkel anda?"

"Benarkah, Tuan?" Dia terkejut dan senang. Aku mengganguk dan tersenyum padanya. "Bengkel saya diruang bawah tanah, mari saya antar." Ia lalu mengantarku kesana.

Tangga menuju ruang bawah tanah ini sudah mulai rapuh dan berbunyi saat di injak. Tempat itu temaram, penerangan hanya dari bola lampu sederhana yang sepertinya ia buat sendiri. Aku membantunya membongkar perekam suara ini, mencopot perangkat yang tidak penting dan menambahkan komponen lain. Kusolder, kukecangkan, dan kusesuaikan ruang tenaga dengan baterai yang ia miliki. Dengan peralatan seadanya aku berhasil menyelesaikannya dalam waktu hampir tiga jam. Mungkin di dunia nyata, aku bisa saja menyelesaikannya sekejap dengan bantuan alat-alat modern. Kami mencoba alat itu dengan merekam suaraku, saat pita rekaman berputar suaraku terdengar dengan jelas. Saat kami coba lagi dengan durasi lebih lama, ternyata perekam ini dapat merekamnya dengan baik.

OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang