Prejudice (22/30)

6 2 0
                                    

22

Sekarang aku, Clyde, dan Om Calvin sedang menonton TV di ruang keluarga rumah Clyde. Seharusnya keluargaku dan Clyde melakukan pesta barbeque di halaman rumah Clyde sekarang. Awalnya semua berjalan baik, sampai akhirnya hujan turun begitu lebat dan memaksa kami untuk masuk kedalam rumah. Sekarang ibuku dan ibu Clyde sedang meyiapkan masakan barbeque kami didapur, sepanjang memasak mereka asik bergosip dan tertawa cukup keras. Sesekali om Calvin meninggikan volume suara TV saat suara ibu-ibu benar-benar mengganggu.

Kami bertiga menonton TV dengan ekspresi kesal. Kami bertiga sama sekali terpaksa menonton TV, karena diluar hujan sangat lebat.

"Sheen, om mau kekamar. Kamu lanjutkan saja menonton TV-nya." Om Calvin memberikan remote padaku saat ia berdiri dari sofa. "Clyde, saat masakan ibumu sudah siap. panggil ayah." Pesannya.

"Iya, yah." Jawab Clyde.

Om Calvin pergi meninggalkan kami menuju kamar. Sepertinya Om Calvin sudah tak tahan dengan rasa bosannya menunggu masakan dari para ibu kami, atau lebih tepatnya tidak tahan menunggu masakan sambil mendengar mereka bergosip.

"Sini remotenya." Clyde merampas remote dengan paksa dari tanganku.

"Kenapa harus direbut, Clyde. Kau bisa bilang mau nonton apa, biar aku yang ganti salurannya." Keluhku.

"Tidak, aku tidak mau menyusahkanmu." Jawabnya tak logis dengan ekspresi bodohnya.

Clyde mengganti saluran ke acara olahraga. Sebenarnya Clyde tidak menyukai acara olahraga ini, namun karena acara yang lain sangat membosankan, akhirnya Clyde terpaksa menontonnya.

"Clyde, aku kekamarmu saja ya. Aku tidak suka acara olahraga ini, sebenarnya aku juga tidak ingin menonton TV sekarang." Ucapku. Aku berdiri dari sofa lalu berjalan menuju tangga.

"Tunggu Sheen, Aku ikut." Clyde mematikan TV-nya, lalu mengikutiku menuju kamarnya.

Saat didalam kamar, aku membanting tubuhku diatas ranjang Clyde, sementara Clyde hanya duduk di kursi gantung yang merupakan singgasananya. Sekarang aku sangat bosan, tapi untunglah aku tidak sendiri merasakannya. Kurasa Om Calvin sekarang sangat menderita karena bosan dikamarnya. Diluar hujan semakin deras dan banyak petir menyambar. Untunglah rumah ini kedap suara, jadi suara petir sangat kecil terdengar. Tapi dengan hujan sederas ini, cukup membuat kami terkurung didalam rumah. Kuharap semua teman-temanku ada disini, pasti akan sangat seru.

"Sheen, seandainya teman-teman ada disini. Pasti kita tidak akan sebosan ini." Ucap Clyde.

"Iya, aku juga berpikir begitu. Kalau mereka disini, pasti kita sudah mengobrol panjang lebar." Ucapku. Tiba-tiba aku ingat sesuatu. "Ayo kita telepon video mereka." Saranku.

"Ah, benar! Ayo kica coba, mungkin mereka juga tidak sibuk sekarang." Clyde setuju.

Aku menyiapkan proyektor hologram, lalu kuundang teman-temanku. Layar hologram sudah terbagi empat sesuai jumlah orang yang kuundang. Debby dan Edith sudah daring, tak berapa lama Lucas dan Axel juga sudah daring.

"Hai kawan-kawan. Kalian sedang apa sekarang?" Sapaku dengan gembira.

"Sheen, kenapa kau ada dikamar Clyde? Kau sedang berkunjung?" Ucap Axel.

"Iya, keluargaku dan keluarga Clyde sedang pesta barbeque bersama. Tapi karena tiba-tiba hujan, kami terjebak didalam rumah." Jawabku.

"Dan karena kami bosan di rumah, kami menghubungi kalian." Tambah Clyde.

"Oh, begitu. Lain kali kalian bisa datang ke apartemenku kalau kalian bosan. Tentu, saat cuaca baik dan kalian bisa keluar rumah. Aku selalu sedirian di apartemen, aku sangat senang kalau ada tamu yang berkunjung." Tawar Lucas.

OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang