21
Sekarang sudah pukul 6 sore dan satu jam lagi aku harus tiba di Rhino's Horn Hotel. Aku memakai baju formal dan merapikan sedikit rambutku didepan cermin. Setelah kurasa rapi, aku mengambil kunci mobilku lalu bergegas turun ke garasi. Awalnya Ibuku heran dengan penampilanku dan bertanya kemana aku akan pergi. Aku hanya menjawab pergi menemui temanku di salah satu hotel, dan ibuku langsung mengizinkanku dengan syarat tidak boleh pulang terlalu larut.
Aku tiba di Hotel tepat pukul tujuh malam. Hotel ini cukup ramai, sepertinya ada acara besar yang akan diadakan disini. Kulihat bayak orang berpenampilan mewah dan glamor masuk kedalam Ball room hotel ini. Karena penasaran, akupun mengikuti orang-orang itu untuk masuk kedalam Ball room. Di pintu masuk, aku dihadang oleh dua pria bertubuh besar yang sepertinya petugas keamanan dalam acara ini. Dia menyakan namaku, dan langsung kujawab. Salah satu petugas keamanan melihat layar tablet yang ia pegang, lalu mengizinkanku masuk. Petugas itu bilang kalau aku duduk di kursi nomor delapan, lalu aku masuk dan menyusuri ratusan kursi di Ball room ini, meskipun sampai sekarang aku belum tahu kenapa namaku ada didaftar tamu. Saat aku menemukan kursi nomor delapan, aku duduk lalu menatap panggung lalu memikirkan sebenarnya acara apa ini. Tiba-tiba NC-ku bergetar dan kulihat ada pesan disana. Pesan itu dari Edith, isinya seperti ini: Aku melihatmu, Sheen. Aku menyiapkan kursi yang bagus untukmu, nikmati pertunjukannya. Aku senang dengan pesan ini, setelah kejadian kemarin, Edith akhirnya mau berkomunikasi lagi denganku setelah sepanjang malam aku mengirim pesan padanya, sama sekali tidak ada balasan darinya.
Cukup lama menunggu hingga akhirnya kursi disekitar panggung terisi, dan tepat pukul 8 malam ball room ini tiba-tiba menjadi gelap. Orang-orang bertepuk tangan meriah, dan sebagian berbisik bahwa acara akan dimulai.
Panggung itu tiba-tiba bergerak, dan mengeluarkan panggung tambahan yang memanjang kedepan membentuk sebuah jalan yang dari bentuknya aku tersadar kalau ini adalah peragaan busana. Selanjutnya, dari kanan dan kiri panggung muncul hologram berbentuk logo sebuah merek dagang busana, dilanjut iringan musik berirama cepat. Lampu sorot menyala indah sepanjang sisi panggung yang biasa disebut Runway. Tepuk tangan semakin meriah saat seorang model keluar dan memamerkan busana yang ia pakai diatas Runway. Tak lama, banyak model lain yang bermunculan memamerkan busana yang mereka pakai dengan anggunnya, sampai akhirnya kulihat seorang model yang wajahnya sangat kukenal. Tak diragukan, model itu adalah Edith. Ia berjalan di Runway memamerkan sebuah gaun hijau yang sepertinya berasal dari merek yang di tampilkan di hologram. Edith bejalan dengan sangat anggun diiringi efek hologram seakan bintang-bintang berjatuhan disepanjang Runway.
Saat semua model kembali masuk panggung, tiba-tiba logo busana pada hologram berubah menjadi logo busana yang lain, dikuti lagu pengiring yang juga berubah. Efek hologram bintang jatuh di Runway juga berubah menjadi efek kelopak-kelopak bunga mawar putih yang berjatuhan. Model kembali keluar namun dengan memakai gaun-gaun pengantin. Edith sangat anggun memakai gaun pengantin berwarna biru pastel, diiringi lagu klasik bermelodi lembut. Saat semua model kembali ke balik panggung, hologram kembali berubah dan lagu baru kembali diputarkan. Semua berulang sampai akhirnya pada akhir acara, semua model keluar bersama perancang busana dari berbagai merek busana yang di tampilkan disini untuk memberikan salam penutupan.
Saat peragaan benar-benar usai, lampu kembali menyala. Semua hadirin mulai pergi meninggalkan aula, kudengar mereka membahas acara ini penuh takjub. Mereka behamburan, namun aku masih di kursiku, memikirkan prasangka burukku sebelumnya. Sebagai seorang model, tentu Edith haruslah membuat kliennya, yaitu pemilik merek busana dan perancang untuk dipuaskan dengan tubuhnya sebagai peraga. Semakin bagus tubuh dan penampilan Edith, maka semakin terlihat bagus pula pakaian yang akan dia bawakan. Seharusnya aku berpikir seperti itu diawal, bukan malah menuduhnya melakukan hal yang tidak-tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)
Mystery / ThrillerOblivious adalah program pemerintah di masa-depan, dimana setiap tahun satu orang anak akan terpilih menjadi HOPE dan berhak atas beasiswa penuh di Universitas dunia yang bebas ia pilih pada malam penobatan. Menjadi HOPE adalah impian semua anak, na...