Clarity (32/40)

6 2 0
                                    

32

Entah kenapa, petunjuk ini membuatku semakin yakin bahwa Senji bukanlah pelakunya. Dia membutuhkanku untuk memecahkan kasus ini, karena bila dia mengusut sendiri bisa saja polisi mengkapnya dan kasus ini tidak akan jelas terpecahkan. Aku semakin memikirkan tentang apa yang akan terjadi dan apa yang harus kulakukan selanjutnya. Aku merasa pelaku sebenarnya sangatlah pintar dalam menutupi aksinya. Dengan kecerdasan seperti ini, aku yakin seratus persen sidik jari pada alat setrum listrik itu pasti sidik jari Senji, atau sudah dimanipulasi seperti sidik jari Senji.

Akan kuurutkan kemungkinan kejadiannya. Pertama, pak Dimas datang ke sekolah pada malam hari. Pertanyaannya adalah, apa yang membuat pak Dimas datang kembali kesekolah pada malam itu? Kedua, Senji memanjat gerbang sekolah dan terlihat seperti membuntuti pak Dimas. Kemungkinan besar Senji memang ingin melakukan sesuatu terhadap pak Dimas. Pertanyaannya adalah, apa yang ingin Senji lakukan pada pak Dimas? Ketiga, tiba-tiba kamera CCTV buram sesaat setelah Senji melintas. Tak hanya CCTV di gerbang sekolah, tapi CCTV seisi sekolah juga ikut mati. Pertanyaannya adalah, kenapa pelaku dengan sangat terampil melakukan hal ini untuk membunuh pak Dimas? Dari keterampilannya, pelaku pastilah orang yang sangat berpengalaman dalam aksi seperti ini, dan pasti mempunyai tujuan yang besar dibalik itu.

Aku menutup novel itu dan kembali berpikir lebih dalam. Senji di jadikan kambing hitam dalam kasus ini. Tentu tuduhan pembunuhan akan semakin berat mengacu pada Senji, menginggat beberapa jam sebelum kejadian, Senji dan pak Dimas sedang berseteru. Tapi, bagaimana pelaku tahu bahwa Senji berseteru dengan pak Dimas? Tapi dengan kemampuannya menyadap kamera CCTV, bisa saja pelaku memantau semua gerak-gerik kami sebelum beraksi. Aku butuh bukti untuk mendukung dugaanku dan aku perlu informasi dari saksi. Senji-lah satu-satunya orang yang bisa kutanyakan. Akan kucari dia, Secepat mungkin.

Aku keluar dari kamar Senji sambil membawa novel itu. Aku Segera menghampiri Ibu Senji yang sepertinya sudah selesai menjalankan instruksi Baran, karena terlihat layar hologram menunjukan sebuah peta satelit. Aku kembali duduk disebelah Ibu Senji dan membahas tentang apa telah kutemukan di kamar Senji. Sesuai dugaanku, Ibu Senji kembali menangis dan kini tangisannya lebih kuat dari tangisan sebelumnya. Tanganya gemetar, dan butuh waktu lama untuk membuatnya kembali tenang. "Lalu bagaimana membuktikan kalau Senji bukan pelakunya? Bila semua bukti memberatkananya"

"Harus ada bukti yang lebih kuat yang menjauhkan Senji dari kasus ini," Ucapku. Ibu Senji terlihat bingung. Aku Menekan beberapa gambar di layar hologram dan memfokuskan mataku pada layar. "Informasi pendukung juga sangat diperlukan untuk melihat motif pelaku, dan kronologis kejadian sebenarnya. Itulah sebabnya, aku harus bertemu Senji dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi."

"Kenapa Sheen-kun sampai sejauh ini membantu keluarga kami?" Ucap Ibu Senji dengan begitu lirih.

Mengdengarnya membuatku terdiam, aku mengalihkan mataku dari layar dan menatap wajah sedihnya. "Justu jika aku diam saja, berarti aku malah melancarkan rencana Pelakunya," Aku menarik senyum kecil. "Lagi pula, memang itu gunanya teman. Aku tidak akan membiarkan temanku disalahkan atas apa yang tidak ia lakukan." Aku sedikit tertawa kecil dan kembali fokus pada layar hologramku. "Dan jika aku gagal, berarti aku gagal pula menjadi temannya." Sambungku dengan nada serius. Ruangan tiba-tiba menjadi hening. Isak tangis-pun tidak terdengar dari Ibu Senji. Sepertinya dia terpukau dengan ucapanku. Ya, wajar saja. Meski terdengar klise, tapi semua yang keluar dari mulutku tadi adalah sebuah kebenaran.

"Sheen-kun," Ucapnya. Aku meliriknya. "Terima kasih banyak, kami berhutang pada-mu" Ibu Senji memberi hormat dengan menunduk khas budaya Jepang.

"I..iya," ucapku canggung, dan ikut menunduk. Aku angkat kepalaku dan kembali fokus pada layar. "Baran, kenapa sampai sekarang belum terdekteksi juga!" Ucapku dengan sedikit kasar.

OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang