12
Sekarang aku berbaring di sofa ruang tamu Lucas, tepatnya tengah mendengarkan novel Sherlock Holmes dengan perangkat khusus ditelingaku, karena membaca novel berwujud selembar lempeng akrilik ini terkadang buat tanganku lelah. Setelah Lucas membuka akses novel ini, aku bisa saja membacanya dengan mengeser tiap lembarnya dilayar, namun untunglah benda ini menyimpam bentuk audionya, setelah berhasil terhubung dengan perangkat suara, aku cukup berbaring dan mendengarkannya saja. Aku sempat bertanya pada Lucas, kenapa ia pilih novel versi ini, padahal ada novel audio atau skrip yang bisa dibeli lalu diunduh ke berbagai perangkat. Novel akrilik ini membuat isinya tidak bisa dipindahkan ke perangkat lain, karna hanya bisa dibaca lewat benda itu atau dihubungkan dengan perangkat audio. Jawabnya hanya karena saat novel itu dinonaktifkan, desain sampul bukunya bagus dan sangat cocok bila disusun di rak. Ia juga bilang, novel versi itu lebih aman memastikan isinya tidak digandakan orang lain.
Saat ini Lucas tengah membersihkan apartemen mewah ini. Hari minggu sudah menjadi rutinitas Lucas untuk bersih-bersih apartemenya, entah dia dapat energi dari mana hari ini, terlebih setelah apa yang terjadi malam tadi. Kemarin kelas kriminologi berlangsung hingga cukup larut, karna ternyata materi toksikologi begitu sulit, terlebih bagi murid kelas itu yang tidak mahir dibidang kimia, bahkan Pak Regan juga kesulitan saat itu, mengingat dia juga bukan toksikolog. Setelah kelas terpakasa harus disudahi, aku menawarkan Lucas dan Senji untuk mengantar mereka pulang, karna malam itu transportasi umum sudah jarang yang masih beroperasi dan untunglah mereka mau, malam itu pula akhirnya aku tahu lokasi apartemen ini. Lucas juga mengajaku mampir tadi malam tapi karna sudah larut dan lelah, kubilang aku akan mampir hari ini, dan disinilah aku sekarang.
Saat baru tiba disini dan tahu dia akan bersih-bersih, aku lekas menggulung lengan bajuku dan bertanya tentang apa yang harus kubantu. Tapi dia melarangku untuk membantu dan malah memaksaku untuk santai saja atau membaca novel selama menunggu. Saat kulihat koleksi novel Sherlock Holmes dikamarnya, aku benar-benar takjub akan jumlahnya. Mulai dari novel pertama, kumpulan cerita pendek, sampai otobiografi Sir Arthur Conan Doyle-pun lengkap dikamarnya.
Selagi aku mendengarkan cerita ini, kulihat ia membersihkan kaca jendela apartemennya. Kaca itu sangat besar, hingga bisa kulihat pemandangan diluar dari berbagai sudut. Tak bisa di pungkiri Lucas sangatlah ahli membersihkan rumah, atau bisa kubilang sangatlah detail. Dia selalu mengganti sarung tangannya setiap berpindah lokasi bersih-bersih. Setelah membersihkan debu di meja, dia mengganti lagi sarung tangannya sebelum membersihkan jendela. Hasil kerjanya benar-benar menakjubkan, tidak ada noda, sisa sabun, ataupun sidik jari tertinggal disana. Dia benar-benar bisa mengurus dirinya sendiri dengan baik.
"Bagaimana ceritanya? Kau suka?" Tanya Lucas yang baru saja selesai membersihkan jendela.
"Yap." Aku mengangkat jempolku. "Di cerita 'Karamnya Kapal Gloria Scott', aku suka alur mundur dan penjabaran kasusnya" Tambahku.
"Aku juga suka cerita itu, terutama bagian pesan tersembunyi yang hanya bisa dibaca dari kata ketiganya saja."
"Ya benar, bagian itu sungguh jenius." Ucapku, dia benar-benar mengingatnya dengan baik.
Lucas duduk di salah satu sofa dekatku "Terima kasih, sudah menunggu. Untung kau datang, aku sering kesepian disini. Seperti yang kau lihat, aku cuma sendirian disini." Ucap Lucas.
"Tidak masalah, lagi pula aku juga tidak membantu apa-apa sejak datang. Aku juga penasaran dengan koleksi Holmes-mu, setelah melihat sendiri ternyata kau tak bohong, mereka benar-benar banyak." Aku tertawa setelahnya
"Dengan koleksi itu, sudah cukup meyakinkan bukan alasanku memilih kriminologi?" Ucapnya. Aku mengganguk tanda setuju. "Bagaimana dengan alasanmu? Aku juga penasaran." Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBLIVIOUS (Dunia Ratusan Tahun Dari Sekarang)
Mystery / ThrillerOblivious adalah program pemerintah di masa-depan, dimana setiap tahun satu orang anak akan terpilih menjadi HOPE dan berhak atas beasiswa penuh di Universitas dunia yang bebas ia pilih pada malam penobatan. Menjadi HOPE adalah impian semua anak, na...