Prolog

3.3K 98 4
                                    

Aku duduk bersanding dengan kamu di hadapan penghulu, saksi nikah, dan para tamu undangan. Di sinilah aku dan kamu menjadi kita. Meskipun awalnya pernikahan ini bukanlah sebuah rencana dari kita, melainkan rencana dari Allah, aku harap kamu akan setia sampai ajal menjemput salah satu dari kita berdua.

Kamu memasangkan sebuah cincin tanda cinta di jari manisku, begitu pula dengan aku yang memasangkan sebuah cincin tanda cinta dijari manismu. Aku harap, kamu tidak pernah melepaskannya. Ijab kabul sudah kamu ucapkan. Janji suci sudah kamu ikrarkan di hadapan semua orang, termasuk orang tua kita masing-masing.

Aku mencium punggung tanganmu sedangkan lenganmu yang satu lagi bebas membelai kepalaku yang memakai hijab dan kamu pun merapalkan sebuah doa untukku, lalu kamu mencium keningku. Mau tidak mau membuat diriku mengulas sebuah senyuman.

Selesai dari itu semua. Aku melihat kedua orang tuaku menangis bahagia untuk kami berdua. Begitu juga dengan orang tua kamu, yang kini telah menjadi ibu dan ayah aku juga.

Lantunan surat Ar-Rahman yang langsung dibacakan oleh kamu sebagai mahar masih dapat aku ingat dengan jelas. Suaramu sangat merdu sehingga membuat semua yang berada di dalam masjid, termasuk aku, menikmati keindahan suaramu dan keindahan surat Ar-Rahman. Membuat aku, dan beberapa orang di sana, mau tidak mau menitikkan air mata.

Apakah kamu tahu, kalau selama ini aku sudah menyukai kamu sejak lama? Aku memang menyukai kamu, tetapi aku tidak pernah membayangkan kalau kamu lah yang akan menjadi imamku, baik saat ini dan di masa yang akan datang.

Aku menulis cerita ini untuk kamu baca agar kamu mengetahuinya. Kalau aku, uhibukka fillah.

Aku sangat bersyukur ketika mengetahui kalau kamu lah yang menjadi pendamping hidupku. Menjadi imamku. Terima kasih sudah menerima diriku yang memiliki segala banyak kekurangan dan terima kasih telah menerima masa lalu aku yang begitu kelam. Masa lalu yang diketahui juga oleh kamu dan keluarga kamu.

***

Note: aku minta maaf karena baru menyadari kesalahan teknis dalam penulisan prolog. Aku baru tau setelah baca ulang dan ternyata tulisannya diulang-ulang gitu. *Sekarang kalian bisa membaca prolog cerita dengan nyaman. Karena sudah aku perbaharui. *Tolong refresh kembali dan baca ulang kembali prolognya.

Aku minta maaf sebesar-besarnya sudah melakukan kesalahan yang fatal bagi aku. Dan berdampak pada pembaca. Sekali lagi aku minta maaf 🙏

Bersanding DenganmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang