15. Jerk

108 10 0
                                    

Apa kabar gaesseuuu?
Semoga semua sehat ya😻
Terima kasih atas respon positif dari kalian❤
Ilysoooooomuch😘

#####


Perbincangan panjang tentang peristiwa yang di alami Oci terus berlanjut. Julian jengkel dengan perbuatan Bobby, entah apa motif laki-laki itu memperlakukan perbuatan yang semena-mena terhadap perempuan, menurutnya ini adalah perilaku yang menjijikan.

"Eiya, lo nggak masuk sekolah, Ci? Kan ini hari senin."

Oci menunduk, "enggak ka, aku izin nggak masuk hari ini."

"Takut ya sama si cowo itu?"

"Entah."jawab Oci singkat.

"Ci, nanti aku ada jadwal kuliah. Kamu gapapa kan di rumah sendiri?"tanya Jun.

"Iya gapapa kok."

Mereka meneruskan obrolan nya yang semakin seru. Julian membahas tentang dosenya yang menakutkan. Jun bercerita tentang keseharianya yang sendiri di rumah. Sedangkan Oci bercerita tentang masa kecilnya. Mereka sudah seperti layaknya sahabat lama yang tidak bertemu, apalagi Julian yang langsung akrab dengan gebetsn sahabatnya itu, karena memang Julian adalah orang yang sangat ramah dan pandai bergaul.

****

Jun dan Julian telah sampai di kampus. Jun tidak membawa motor, ia pergi diboncengi dengan sahabatnya. Mereka tidak langsung ke kelas, melainkan duduk santai di bangku kantin tanpa memesan makanan ataupun minuman.

Julian menyenggol lengan Jun, "eh, Jun. Si Oci itu perempuan baik kan?"

Jun menggerutkan dahinya, "Yaiyalah. Dia perempuan baik kok. Lo tenang aja."

"Gue takut lo khilaf."

"Lo cemburu kalo gue khilaf sama dia?"

Saat itu juga Julian memukul kepala sahabatnya.

"Gila lo! Lo pikir gue cowo apaan."ketus Julian.

"Lo aneh, pake bilang kaya gitu."

"Ya gue kan sebagai sahabat lo, takut aja gitu lo khilaf kan sama dia. Lo kan cowo normal, apalagi Oci cantik."

"Gue bakal jaga dia."ucap Jun tegas.

Julian mengangguk mendengar perkataan sahabatnya. Dan ia melihat sesosok wanita yang akan menghampirinya, Alika.

"Jun, si Alika tuh. Pasti dia mau nyamperin lo."

Jun melirik ke arah Alika yang sedang berjalan menuju ke arahnya. Tetapi Jun langsung pergi begitu saja, tidak pamit dengan Julian, ia langsung meninggalkan sahabatnya seorang diri. Alika terus memanggil namanya.

"Junnnnnnnnnnnn, tunggu aku mau ngomong sama kamu."

Jun hanya melirik, dan melanjutkan langkahnya untuk menjauh dari perempuan itu.

"Kenapa sih!!! Sahabat lo terus ngehindar dari gue?"tanya Alika kepada Julian.

"Lo bau kali."

"Issssshhh, lo juga nyebelin banget!!" Alika memukuli lengan Julian, karena ia sebal dengan perkataan pedas dari mulutnya itu.

"Lo lagian ngapain sih? Masih ngejar-ngejar si Jun. Ngarep banget jadi cewe."

"Terserah gue dong! Hak gue kalo masih berharap sama dia. Prinsip gue, gue harus nikah sama Jun."

Wedding Section | JunroseXpcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang