31. beloved

182 12 0
                                    

Heihoooooo kita berjumpa lagi genkssss!!!!!😍 Ayodongg gaskeun bacanyaaa, vote nya jugaa😁BIAR AUTHOR SEMANGADDDDD OKEHHHHH.

Sebelum kalian baca lanjutan ceritanya. Alangkah baiknya kalau kalian baca BAB SEBELUM NYA BIAR PAHAM YA😁.
Btw, pada kangen nggak nih?

Votee!!!!!!!!😭😂

Tapi part ini pendek dulu ya. Itung-itung pemanasan:v sebelum pendinginan.

•Selamat membaca•

Perlahan Oci membuka kedua matanya, pandangan buram karena sebelum tidur ia sempat menangis. Saat ia ingin mengerakkan badanya terasa tertahan, ia terkejut ketika mengetahui jika tubuhnya di peluk oleh Jun.

"Semaleman aku tidur sama Jun?"kata Oci dalam hati.

Oci terus menatapi wajah Jun, baru kali ini ia melihat Jun sedekat ini. Ia sangat terpesona dengan ketampanan yang dimiliki oleh laki-laki ini, tetapi ia tidak bisa menahan tawanya ketika melihat lubang hidung Jun yang lebar seperti terowongan kasablanka. Oci merasa sangat nyaman berada di pelukan Jun seperti di peluk oleh mama nya, ia mengelus rambut Jun lembut sambil merapikan rambutnya yang berantakan di wajahnya. Mungkin ini belum pantas ia lakukan tidur satu kasur bersama dengan Jun, namun ini pasti tidak di sengaja dia lakukan, ia yakin jika Jun tidak memiliki pikiran yang licik dan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Usai ia merapikan rambut Jun ia mencoba menyingkirkan tangan Jun yang melingkar di pinganggnya. Setelah ia berhasil terlepas dari pelukan Jun, Oci memasukan kedua tangan Jun ke dalam selimut hingga seluruh tubuhnya tertutup oleh selimut. Oci membiarkan Jun tetap tertidur karena pasti Jun lelah seharian membantunya.

🐷

"Ehh kamu udah bangun, Jun?"ucap Oci ketika ia masuk ke kamarnya, Oci sudah membuatkan teh manis hangat dan roti bakar untuk Jun dan ia bawa ke kamarnya. Jun sudah bangun dari tidurnya namun ia hanya berdiam diri di tempat tidur.

"Gue minta maaf, Ci."kata Jun lirih.

Oci mengerti apa yang di katakan Jun, ia pasti merasa tidak enak karena kejadian semalam, maka dari itu dia meminta maaf. Kejadian ini bukan salah Jun, justru Oci menyalahkan dirinya sendiri karena mengigau sampai membuat Jun khawatir.

"Aku yang seharusnya minta maaf sama kamu, gara-gara aku ngigau kamu jadi harus nemenin aku tidur disini."

"Gimana keadaan lo sekarang?"tanya Jun.

"Udah membaik kok." Oci meletakan bawaanya di atas meja kamarnya, "sarapan dulu, Jun. Aku udah buatin kamu teh manis dan roti bakar."

Jun mengangguk sambil tersenyum ke arah Oci, ia bangkit dari tempat tidur dan segera mengambil makanannya, lalu ia santap dengan lahap. Ia meninggalkan Jun yang sedang sarapan di kamarnya, saat ia sudah keluar dari kamarnya ada Angga yang sudah ada diruang tamu berdiri melihat ke arahnya.

"Loh Angga, kok ka--mu tiba-tiba u-dah di dalam rumah?"tanya Oci dengan suara yang gugup.

"Tadi aku udah ngucapin salam tapi nggak ada jawaban, jadi aku masuk aja."

Ceklekkk..

"Kenapa, Ci?"tanya Jun yang tiba-tiba keluar dari kamarnya dan bertelanjang dada, Angga sangat terkejut ketika melihat Jun keluar dari kamarnya yang tidak memakai bajunya. Angga menatap ke arah Jun dengan tatapan yang sangat tajam, Angga berlari ke arah Jun dalam posisi mengepal tanganya.

Buggggggggg!!!

Angga memukul perut Jun dengan kencang, dia terbakar emosi terhadap Jun.

Buggggggggg!!!

Angga terus memukuli Jun, namun Jun hanya diam tidak membalas pukulan Angga.

"Stop Angga!!! Berhentiii !!!!"ucap Oci, ia menahan tangan Angga agar tidak terus memukuli Jun.

"Dia cowok brengsek!! Kamu ngapaim belain dia?"tanya Angga dengan emosi.

"Jun nggak salah!! Dia nggak ngelakuin apapun sama aku, Ga. Tolong berhenti." Oci menangis di hadapan Angga, ia sangat takut jika ada seseorang yang berkelahi di hadapanya.

Bugggggg!!!!

Bukan nya berhenti, Angga masih terus memukul Jun dengan keras. Oci sudah tidak tahan melihat situasi ini, akhirnya ia memeluk tubuh Angga sambil menahan kedua tangan Angga agar berhenti berkelahi.

"Angga.... udah udah, aku nggak apa-apa. Kamu jangan pukul dia terus. Stop, Ga." Oci memeluk erat tubuh Angga ia harap dengan pelukan bisa melunakan Angga. Perlahan tangisan Oci berhenti, emosi Angga sudah mereda dan bisa mengontrol emosinya. Ia melepaskan pelukanya, melihat ke arah Jun yang terdapat banyak luka di wajah nya.

"Kamu tunggu luar, Ga. Nanti aku jelasin ke kamu." Oci pun membantu Jun bangun dan berjalan, ia membawa laki-laki itu ke ruang tamu untuk segera di obati, sedangkan Angha sudah pergi ke teras terlebih dahulu.

Dengan tertatih Oci membantu Jun berjalan, langkah Jun sangat pelan karena kondisi badanya melemah setelah di pukul oleh Angga. Jun bersandar di dinding sambil meluruskan kaki nya, dia meringis kesakitan akibat luka yang ada di bibirnya. Oci datang membawa air dan kain untuk membersihkan luka yang ada pada Jun.

Perempuan itu dengan hati-hati membersihkan lukanya, "kamu ngapain sih segala buka baju di kamar aku, hah?"tanya Oci dengan nada yang pelan.

"Gue mau mandi jadi gue buka baju."

"Yaa tapi kenapa di kamar aku? Kan bisa buka baju nya pas di toilet."gerutu Oci.

Jun meringis ketika luka nya di bersihkan oleh Oci, ia menatapi wajah Oci yang sangat serius saat membersihkan luka nya itu, wajahnya membuat Jun gemas sendiri. Jun menarik wajah perempuan yang ada di hadapanya itu lebih dekat denganya hanya tersisa 1 cm saja. Oci menelan saliva nya ketika wajahnya sangat dekat dengan Jun, detak jantungnya tidak bisa berhenti berdebar.

"Thank you."ungkap Jun dan dengan cepat Jun mencium pipi kiri Oci.

"Nyebelin!!!!." Oci langsung berlari ke dapur meninggalkan Jun sendirian di ruang tamu, perasaannya tidak karuan saat Jun mencium nya walaupun hanya di pipi nya saja, tapi itu membuat dirinya salah tingkah. Ia tidak peduli lagi dengan luka yang ada pada Jun, ia membiarkanya agar Jun mengobatinya sendiri.

####

Dont forget!!
VOTE AND COMMENT❤

SEE U NEXT BAB<3

Wedding Section | JunroseXpcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang