"Maafkan aku, tapi aku sudah merencanakan semua ini. Aku tidak ingin ada orang lain yang ikut campur dengan masalah ku kali ini." Ujar ku sebelum mematikan ponsel ku dan memasukkan ke dalam saku jaket ku.
Tangan ku bergerak menurunkan topi hitam yang ku kenakan agar menutupi sebagian wajah ku.
Tentu hal seperti ini bukan hal yang asing bagi para artis untuk menyamar.
Aku melangkah dengan yakin mendekati pintu masuk VIP sebuah club.
Beberapa orang yang tengah mengantri di depan pintu masuk menatap ku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Ada apa dengan mereka?
Aku rasa aku telah menggunakan pakaian yang semestinya untuk di gunakan ketika masuk ke dalam club.
Mata ku kembali menatap pakaian yang ku kenakan, memastikan bahwa gaun, jaket dan topi ku benar. Dan hasil nya benar. High heels yang ku kenakan juga senada dengan gaun yang ku kenakan.
"Maaf, bisa kau tunjukkan kartu VIP mu?" Tanya seorang pria berpakaian serba hitam di ambang pintu.
Aku menyodorkan kartu milik ku padanya sebelum aku melangkah memasuki club milik Sam ini.
Selama melangkah kesana kemari di dalam club untuk mencari keberadaan Sam dan wanita jalang nya itu, pemandangan menjijikan terus terlihat oleh ku di beberapa sudut.
Mereka memilih bercumbu di sudut-sudut yang gelap dan tidak banyak orang kunjungi.
Aku rasa mereka hanya mampu membayar uang masuk saja, tidak dengan menyewa kamar.
Tiba-tiba seorang wanita yang berjalan sempoyongan dari ujung lorong menabrak ku dan menumpahkan segelas air ke atas jaket yang tengah ku kenakan.
"Hei!" Pekik ku tidak terima.
Ia menyeringai ke arah ku dan tertawa kecil. "Maaf, aku kira kau tiang untuk menari." Ujar nya terlihat sangat mabuk.
Aku menghela napas. Untuk apa aku marah kepada seseorang yang sedang mabuk berat, aku rasa tidak ada gunanya.
Tangan ku bergerak mengusap-usap bagian jaket yang basah. Huft! Aku harus mengeringkan nya.
Dengan segera aku melangkah menuju sebuah toilet sambil terus berusaha meniup bagian jaket ku yang baru saja terkena tumpahan air.
Aku sangat beruntung karena bukan alkohol atau minuman berwarna yang membasahi sebagian jaket ku.
Karena jika iya, mereka akan merusak jaket mahal ku yang satu ini dan aku akan benar-benar tidak terima.
Ketika lengan ku hendak membuka pintu toilet, sebuah suara menjijikan kembali terdengar oleh ku.
Aku bersumpah, ini adalah kedua kali dan terakhir kalinya aku masuk ke dalam tempat menjijikan seperti ini.
Entah mengapa, aku mendapat dorongan untuk melirik sedikit ke arah lorong yang berada di samping kanan ku.
Lorong yang sangat kosong dan gelap dari sudut yang lain.
Aku melangkah dengan perlahan untuk mengintip siapa pencipta suara menjijikan itu.
Mata ku melotot ketika menangkap sepasang pria dan wanita yang tengah saling beradu mulut di sana.
Dengan segera aku menarik tubuh ku kembali dan mendaratkan salah satu telapak tangan ku di dada.
Apa? Bahkan dengan memergoki orang yang tengah bercumbu saja jantung ku berdebar sangat kencang.
Aku kembali mencondongkan tubuh ku sedikit untuk mengintip sepasang kekasih itu disana.
Astaga, mereka benar-benar sangat bergairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till I Met You [COMPLETED]
FanfictionKarena hanya membayangkan wajah nya saja, jantung ku berdebar sangat kencang. Apa ini yang dinamakan Cinta? #Romance - Plot Twist © story by BlackHeartAS