[Bab 26 : That Woman]

610 85 5
                                    

I R I S H POV

"Kau ingin ku potret? Rasanya tidak adil jika hanya aku yang di potret." Kata ku pada Nathan sambil melangkah mendekatinya.

"Tidak usah, aku selalu mati gaya setiap kali berada di depan kamera." Kata Nathan menolak ku. Aku rasa bukan hanya itu alasannya, tapi ia malu padaku.

Namun aku tetap bersikeras untuk memotretnya dengan meraih kamera dari Nathan dengan melepaskan tali yang menggantung di leher nya.

"Ayo, bergayalah aku akan memotret mu." Kata ku memerintahnya seraya berposisi layaknya Nathan saat memotret ku sebelumnya.

Namun ketika aku tengah mengarahkan kamera kepada Nathan yang telah tersenyum ke arah ku, sesuatu yang menarik perhatian ku membuat senyum ku memudar dalam sekejap.

Kedua mata ku membelalak hebat ketika mendapati orang lain selain Nathan yang berada di dalam frame kamera.

Wajahnya terlihat tidak asing bagi ku.

Tidak lama kemudian, seseorang itu melangkah pergi ke arah kanan.

Dan ketika aku berusaha menurunkan kamera dari hadapan wajah ku, seseorang itu menghilang begitu saja.

"Irish? Kau kenapa?" Tanya Nathan heran.

Aku yang masih mengedarkan pandangan ku ke arah sekitar pun hanya menggelengkan kepala ku ke kiri dan ke kanan ketika tersadar oleh pertanyaan yang baru saja Nathan lontarkan padaku.

"A-aku baik-baik saja." Jawab ku berbohong.

Sebenarnya siapa wanita itu?

Aku rasa ia telah memandangi ku dan Nathan sejak lama.

.
.
.

Suara deru nafas ku yang sedikit berat terhalau oleh alunan musik bervolume sedang dari radio mobil.

Aku sangat bersyukur Nathan menyalakan radio nya.

Suasana di dalam mobil terkesan dingin dan sunyi. Hanya ada alunan musik yang masih mengiringi perjalanan kami untuk kembali menuju mansion milik Nathan.

"Kau yakin tidak apa-apa?" Tanya Nathan tiba-tiba membuat ku tersadar dari lamunan ku.

Aku menatap pepohonan yang menjulang tinggi di sisi kanan ku, menghindari kontak mata dengan Nathan rasanya adalah pilihan yang paling tepat untuk ku lakukan sekarang.

"Aku baik-baik saja." Ujar ku tanpa memandang keberadaan Nathan di samping ku.

Hingga tidak lama kemudian, aku merasakan sentuhan hangat dari seseorang di salah satu tangan ku yang berada di atas pangkuan ku.

Tanpa berfikir pun aku sudah tahu orang yang tengah menggenggam tangan ku adalah Nathan. Tapi entah mengapa setiap kali ia memberikan sentuhan hangat nya padaku, aku selalu terkejut.

Dan karena keterkejutan ku, dengan spontan aku menoleh ke arahnya yang tengah menatap ku dengan senyum manis di bibirnya.

"Aku mohon, jangan pernah menutupi sesuatu dariku. Berikan sebagian masalahmu padaku agar aku bisa mengerti bagaimana keadaan hatimu saat ini." Kata Nathan membuat bulu kuduk ku merinding.

Hati ku terasa sangat tersentuh atas perkataannya tadi. Bahkan aku sulit membedakan suasana hatiku sekarang. Apakah aku tengah merasakan kebahagiaan atau kesedihan?

Aku tak tahu, hatiku merasakan nyeri tak beralasan.

Sepertinya aku hanya takut.

Takut kehilangan Nathan yang telah begitu banyak memberikan moment spesial untuk ku.

Till I Met You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang