A U T H O R POV
"Perasaan ku mengatakan bahwa ia menyukai ku. Ia penggemar berat ku namun gengsi nya terlalu tinggi sehingga ia tidak mampu mengatakannya dan memperlihatkannya padaku secara gamblang. Maka dari itu! Ia berpura-pura mengabaikan ku selama ini. Bukan begitu Albert?" Celoteh Irish panjang lebar dengan berakhir mengedipkan kedua mata nya berkali-kali kepada Albert.
Wajah datar yang Albert tunjukkan ketika mendengarkan semua celotehan Irish cukup membuat Irish kesal.
"Makan saja semua kacang mu!" Teriak Irish seraya melempar bantal kecil di pangkuan nya pada Albert yang terus mengunyah kacang, makanan favorit nya.
"Jadi siapa penggemar berat yang tengah menyukai mu?" Tanya seseorang tiba-tiba dari arah ambang pintu.
"Samuel?!" Irish terkejut.
"Pria tampanku~" Gumam Albert dengan mulut yang menganga.
Irish yang merasa panik pun melangkah mendekati Samuel yang masih berdiri di ambang pintu.
"K-kau ... Sejak kapan kau berdiri disini?" Tanya Irish gelagapan. Samuel tertawa pahit seraya membuang pandangan nya ke arah lain.
"Semenjak kau sangat terlihat antusias ketika membahas penggemar berat mu. Siapa pria yang kau maksud?" Tanya Samuel sambil melangkah satu langkah lebih maju membuat Irish mundur dengan gugup.
"T-tidak ada ... Aw! Sakit!" Pekik Irish merasakan kulit pergelangan tangannya yang memanas dan perih dalam waktu yang bersamaan ketika Samuel mulai meraih pergelangan tangan Irish dan menggenggam nya sangat erat.
Air mata yang baru saja mengering kini kembali menampakkan wujudnya. Irish meringis.
"Aku tahu kau marah tapi ... Lepaskan Irish kumohon, ia sedang kurang sehat akhir-akhir ini." Tukas Albert memohon kepada Samuel.
"Diam! Jangan ikut campur atau aku akan memecat mu." Teriak Samuel sangat marah.
Albert terdiam, ia mengingat posisinya.
Ia tidak berhak ikut campur tentang urusan pribadi Irish, majikannya. Apalagi ia tidak memiliki banyak keberanian untuk melawan Samuel yang bahkan ia kagumi sejak pertama kali ia bertemu dengan kekasih Irish tersebut.
"Albert tolong bantu aku!" Ringis Irish ketika dirinya di bawa secara paksa oleh Samuel ke luar unit apartment nya.
"Maafkan aku Irish, maafkan aku karena aku memberitahu Samuel keberadaan Apartment mu tadi pagi." Tukas Albert tanpa suara dengan raut wajah yang merasa bersalah sambil menatap kepergian Irish di balik pintu.
"Aku tahu kau sangat marah padaku Samuel, tapi kau tidak seharusnya seperti ini padaku!" Jerit Irish berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman kuat Samuel yang terlihat sangat marah saat keduanya sampai di depan lift.
"Apa? Tidak seharusnya katamu? Lalu apa aku harus membiarkan mu bersama pria lain?" Teriak Samuel membuat tangis Irish semakin menjadi.
Tubuh nya gemetar karena rasa takut yang luar biasa.
"A-aku ... A-aku tidak dekat dengan pria lain Samuel ..." Irish mencoba menenangkan pria di hadapannya yang terus menerus meneriaki dirinya.
"Aku tidak lagi mudah percaya padamu Irish, kau mengkhianati ku. Kau harus mendapatkan hukuman dariku." Desis Samuel membuat Irish bergidik merinding.
Irish beringsut merundukkan tubuh nya ketika Samuel mulai melayangkan satu lengannya ke udara.
Irish menjerit di dalam hatinya. Tangis nya tertahan akan rasa sesak dan nyeri di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till I Met You [COMPLETED]
FanficKarena hanya membayangkan wajah nya saja, jantung ku berdebar sangat kencang. Apa ini yang dinamakan Cinta? #Romance - Plot Twist © story by BlackHeartAS