Bunga mawar berwarna merah dan pink telah berhasil menghiasi sebuah vas berukuran besar di atas meja.
Aku yang merasa puas pun hanya bisa terus memandangi bunga-bunga indah itu tanpa tahu, siapa sebenarnya yang mengirimi ku bunga sebanyak ini.
Tiba-tiba fikiran ku berputar, melangkah dengan cepat ke arah ... APA?!
Tunggu, kenapa Nathan yang ku fikirkan?
Dengan dramatis, aku berusaha memukul-mukul kepala ku sendiri untuk menjauhi fikiran ku pada Nathan.
Apa yang membuat ku bisa memikirkannya? Benar-benar gila.
Tiba-tiba, ponsel yang sedari tadi ku lupakan berdering memenuhi unit apartment ku.
Dengan segera aku berlari kecil, menuruni dua anak tangga yang menghubungkan bar mini ku dengan ruang televisi. Meraih ponsel ku yang berada di atas sofa dan melihat siapa yang sedang menghubungi ku.
Hati ku melompat bahagia ketika nama Elyn yang terlihat disana.
Tanpa berlama-lama, jari ku menggeser simbol berwarna hijau disana kemudian mendekatkan benda pipih itu ke salah satu telinga ku.
"Elyn!" Jerit ku penuh antusias. Aku yakin ia tengah menjauhkan ponsel nya dari telinga nya saat ini.
"Hei, Irish? Kau baik-baik saja?" Tanya nya terdengar sangat cemas. Ia selalu mencemaskan ku dari dulu.
Dan aku tau, kemana arah topik pembicaraan Elyn saat ini.
"Um, ya. Aku baik-baik saja. Ada apa?" Ujar ku ragu apakah aku memang baik-baik saja atau tidak.
Elyn terdengar membuang nafas nya lega disana. "Hh~ Syukurlah kalau kau memang baik-baik saja. Karena berita itu ..."
"Ya. Ya, Berita itu memang benar. Aku sangat ketakutan setengah mati Elyn. Kenapa ia sangat handal melakukan kejahatan? Bahkan ia bisa lolos dari jangkauan polisi dan berstatus buronan saat ini. Aku harus apa?" Tanya ku sedikit merasa putus asa.
Aku sangat takut, Jerk bisa menemukan keberadaan ku di apartment ini.
"Kau hanya perlu bersembunyi darinya Irish, walaupun mungkin tidak bisa untuk bersembunyi selamanya tapi ... Setidaknya sampai Jerk tertangkap polisi lagi." Saran Elyn benar.
Aku hanya perlu bersembunyi sampai Jerk kembali tertangkap polisi.
"Maaf aku tidak bisa mengunjungi mu. Aku benar-benar tinggal di LA saat ini, anak-anak ku akan mulai sekolah minggu depan." Ujar Elyn dengan nada kecewa nya.
Aku mengangguk-angguk sanbil tersenyum. "It's ok Elyn. Dengan berbicara dengan mu di ponsel seperti ini saja sudah banyak membantu ku. Terima kasih." Kata ku.
"Sama-sama. Tak perlu sungkan untuk menghubungi ku, sampai jumpa!"
KLIK!
Sambungan telefon terputus.
Elyn benar-benar menjadi seseorang yang ia inginkan sejak dulu.
Ia sangat berkeinginan besar untuk menjadi seorang ibu rumah tangga yang sibuk mengurus segala urusan rumah tangga nya sejak dulu. Bahkan keinginannya untuk mendapatkan anak kembar pun tercapai, betapa bahagia nya hidupnya sekarang.
Aku kembali menaruh ponsel ku di atas sofa begitu saja dan beralih melihat tangga yang baru saja ... APA?!
Nathan lagi?
Tidak tidak! Tidak untuk kali ini.
Aku benar-benar harus membuat diri ku sibuk.
"Persetan dengan otak mu Irish." Desis ku pada diri ku sendiri seraya melangkah menuju lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till I Met You [COMPLETED]
FanfictionKarena hanya membayangkan wajah nya saja, jantung ku berdebar sangat kencang. Apa ini yang dinamakan Cinta? #Romance - Plot Twist © story by BlackHeartAS