[Bab 9 : Nathan?]

840 111 6
                                    

"Kalau kau suka aku akan membelikan nya beberapa nanti untuk stok disini ataupun dirumah mu." Ujar Albert seraya melahap kacang-kacangan yang sudah berada di dalam saku jaket nya sejak kemarin.

Irish yang menyadari sebuah kejanggalan pun beranjak dari tidurnya dengan perlahan karena tiba-tiba saja Irish merasakan nyeri di kepalanya.

"Bukankah biasanya kau selalu membeli satu barang yang sama dengan jumlah lebih dari dua buah untuk stok?" Tanya Irish penasaran.

"Oh, pengharum ruangan ini harganya sangat mahal Irish. Dan aku tidak membelinya, tetangga mu memberikannya sebagai hadiah." Ujar Albert membuat Irish sedikit tertarik dengan topik pembicaraannya saat ini.

"Memberikan hadiah dengan harga yang mahal? Apa dia orang kaya?" Tanya Irish semakin penasaran.

Albert terkekeh kecil dan menatap Irish yang tengah menunggu jawaban dari Albert sang asisten pribadi.

Tok.. Tok.. Tok..

Irish dan Albert sama-sama beralih menatap ke arah pintu yang mulai terbuka dan menampilkan Leo dengan sebuah buket bunga berukuran besar di kedua tangannya.

"Woah! Siapa yang mengirim bunga sebesar dan sebanyak ini? Ini pertama kalinya untuk mu Irish benar kan?" Tanya Albert sangat antusias seraya beranjak dari kursinya dan mengambil alih buket bunga itu dari Leo dan memberikannya pada Irish.

"Terima kasih Leo." Ujar Irish yang hanya di balas anggukan mantap dari Leo yang mulai melangkah kembali keluar apartment.

"Cepat lihat, siapa tahu ada nama pengirim nya disana." Ujar Albert tidak sabar.

Bukankah bunga ini tertuju untuk Irish? Mengapa Albert terlihat lebih antusias daripada si penerima bunga yang sebenarnya?

Irish menghirup bunga mawar berwarna dominan merah dan pink tersebut kemudian mencari kertas yang mungkin terselip di tempat yang sulit ditemukan olehnya.

Hingga tidak lama kemudian Irish menemukan secarik kertas bersampul lambang 'love' berwarna merah cerah di depannya.

Wow! Sangat romantis, fikir Irish.

"Aku rasa ada yang tengah mencoba menarik perhatian mu." Celetuk Albert membuat Irish mendelik.

Tangan Irish bergerak membuka kartu pesan itu.

Tidak lama kemudian dahi nya mengernyit bingung.

'Selamat datang di rumah baru mu peri cantik.

- Mr. N'

.
.
.

I R I S H POV

'Selamat datang di rumah baru mu peri cantik.

- Mr. N'

Dahi ku mengernyit.

Mr. N?

Siapa Mr. N?

Bukankah mengirim bunga seindah ini sangat romantis dan manis?

"Albert?"

"Hm?" Balas Albert tanpa melirik ke arah ku dan masih mengunyah kacang di mulutnya.

"Apakah pengirim bunga ini sama dengan orang yang memberikan pengharum ruangan itu?" Tanya ku penasaran.

Albert terlihat menarik nafasnya, menarik tubuhnya dari sandaran kursi dan menatap ku dengan menyipitkan kedua matanya ke arah ku.

Beberapa detik kemudian, ia mengangguk dengan ragu ke arah ku. "Mungkin saja."

Till I Met You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang