[WARNING]
Part ini dimulai dengan Author POV ya^^"Irish? Apakah benar yang dikatakan berita itu?"
"Apa pelecehan yang telah anda terima?"
"Apa yang terjadi?"
"Apakah kasus itu bersangkut paut dengan kasus penipuan?"
"Tolong jelaskan pada kami Irish."
"Siapa pelaku yang telah melecehkan mu di restoran beberapa waktu lalu Irish?"
Suara jepretan kamera dan suara ricuh telah memenuhi halaman kantor agensi Irish karena semua wartawan yang menghujani berbagai pertanyaan-pertanyaan tanpa mau mengerti perasaan dan kondisi yang tengah Irish lalui saat ini.
'Aku membenci kamera. Aku membenci wartawan!' Jerit Irish di dalam hatinya.
Wajahnya yang semula biasanya sangat cerah dan menggunakan make up yang baik, kini justru berada di keadaan yang berbanding terbalik. Ia tidak lagi mempedulikan make up dan wajahnya.
Itu semua karena kegiatannya yang setiap waktu selalu menangis ketika mengingat kejadian apa yang telah menimpanya sampai menginjak angka dua kali.
Sesampainya di dalam mobil, semua bodyguard yang telah mengawal Irish berjaga di depan pintu mobil berhati-hati jika ada wartawan atau pihak yang tidak bertanggung jawab berani melukai Irish dengan segala cara.
Dalam waktu yang sama ketika Albert terengah-engah seraya melepas topi berwarna hitam di kepala nya, Irish masih menatap kosong ke satu arah di hadapannya.
Gigi nya menggertak. Kedua tangannya masih mencengkram erat selimut yang sedari tadi membungkus tubuhnya mengingat musim dingin sebentar lagi akan tiba.
Albert yang menyadari keterdiaman Irish pun memutar tubuh nya untuk melihat keadaan Irish disana.
"Irish? K-kau baik-baik saja?"
Irish tak bergeming. Ia masih menatap ke arah yang sama dengan tatapan yang kosong.
Tidak lama kemudian hidung nya memerah. Air mata nya jatuh mengalir melewati pipi nya yang pucat.
"I-Irish? Kau kenapa? Hei, jangan menangis." Tukas Albert cemas sehingga dirinya bergerak dengan gelisah dan gusar di tempatnya.
Ketika Albert melemparkan pertanyaan nya, Irish akhirnya mengeluarkan suaranya setelah berhari-hari mengurung diri di dalam kamar tanpa ingin bertemu dengan siapapun.
Albert membungkukkan tubuh nya dan bergerak pindah ke kursi penumpang bagian belakang yang berada tepat di samping Irish.
Albert mendaratkan bokong nya disana dengan susah payah sebelum ia kebingungan bagaimana cara menenangkan seorang wanita, karena yang ia tahu hanyalah cara menenangkan pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till I Met You [COMPLETED]
FanfictionKarena hanya membayangkan wajah nya saja, jantung ku berdebar sangat kencang. Apa ini yang dinamakan Cinta? #Romance - Plot Twist © story by BlackHeartAS