[Bab 12 : So Scared]

735 98 3
                                    

Jari jemari tangan ku bergerak menyisir rambut ku asal kemudian meraih ikat rambut yang tengah ku gigit dan memakaikannya untuk mengikat rambut ku ala pony tail.

Meraih jaket, kacamata dan topi berwarna hitam dan memakainya di depan cermin.

Setelah merasa puas dengan mode penyamaran yang tengah ku lakukan, aku pun mulai memasukkan ponsel ku dan kartu ATM ku ke dalam saku celana.

Aku pun melangkah turun dengan antusias dan hendak meraih knop pintu, namun untung saja aku baru teringat bahwa Leo berjaga tepat di depan pintu apartment ku.

Jika aku mengatakannya secara gamblang dan jujur padanya bahwa aku akan pergi untuk membeli sesuatu, ia pasti akan memaksa untuk pergi menemani ku.

Aku pun kembali melangkah ke belakang, kali ini aku melangkah menuju mini bar ku dan bersembunyi di belakang nya.

Menggeser beberapa nama di dalam kontak ponsel ku hingga akhirnya aku menemukan nama seseorang yang tengah ku cari dan mulai menghubunginya.

"Leo? Kau masih berjaga?" Tanya ku setelah memastikan nomor yang ku tuju telah menerima panggilan ku.

"Ya nona Young, aku masih berjaga di depan apartment mu. Apa kau perlu bantuan?" Tanya nya di seberang sana.

"Ya, tentu saja. Tolong bantu aku membuka pintu di lantai dua. Sepertinya ada yang salah dengan pintu ini." Ujar ku beralasan.

"Kau perlu tukang? Biar ku panggilkan untuk mu ..."

"Tidak! Tidak perlu. M-maksud ku ... Pintu ini hanya akan terbuka oleh tenaga pria saja. Apalagi kau memiliki otot yang besar, tidak perlu memanggil tukang." Kata ku panik dan hampir saja berteriak kencang.

"Ok, i'm on my way." Ujar Leo dan benar saja, ia langsung membuka pintu apartment dan melangkah menuju tangga dan menaikinya.

Aku mendesah lega ketika cara licik ku berhasil.

Setelah dirasa aman aku pun melangkah dengan hati-hati menuju pintu apartment, membuka nya dan berlari menuju lift.

Huft! Benar-benar menegangkan.

.
.
.

Sesampainya di lobby, suasana yang pertama kali ku temukan adalah kesunyian dan sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di lobby, suasana yang pertama kali ku temukan adalah kesunyian dan sepi.

Hanya ada 3 orang yang duduk di balik meja resepsionis dan dua orang lain yang tengah berbincang di meja dan sofa yang berada di sudut lobby.

Namun aku tidak peduli, aku mengabaikannya.

Bahkan bukankah lebih bagus jika seperti ini?

Aku terus melangkah keluar dari gedung berlantai 50 ini dan mencari taksi yang berlalu lalang.

Aku berdiri di trotoar seraya sedikit menurunkan topi hitam yang tengah ku pakai.

Dan sialnya aku baru menyadari kecerobohan ku.

Till I Met You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang