[Bab 16 : Charming Man]

702 94 2
                                    

FlashbackON

"Apa?"

"Tidak." Ujar pria tampan dengan rambut berwarna coklat nya seraya menggelengkan kepalanya perlahan tanpa berhenti menatap kagum wanita di hadapannya yang tengah sibuk dengan pena dan buku nya.

"Berhenti menatap ku seperti itu. Kau menyebalkan." Kekeh Irish geram dan bahagia dalam waktu bersamaan.

Irish menulis satu kata kembali di atas kertas putih nya sebelum menutup buku milik nya cukup keras.

"Aku tidak membawa sumpit untuk mata mu agar berkedip." Ujar Irish yang kini sama-sama menangkupkan wajah nya di kedua telapak tangannya di atas meja seperti Nathan, pria yang telah memandangi dirinya cukup lama.

"Aku tidak bisa berkedip jika melihat mu seperti ini." Kata Nathan masih mengucapkan kekagumannya.

Irish beranjak dari kursi, memasukkan buku dan peralatan tulis nya kedalam tas sebelum menggantungnya di kedua bahunya dan melenggang pergi meninggalkan Nathan.

"Hei!" Teriak Nathan seraya tertawa kecil melihat sikap Irish yang malu-malu dan terus melangkah keluar dari ruangan kelas.

"Astaga kenapa ia cantik sekali." Celetuk Nathan seraya beranjak dari duduk nya.

Ketika Nathan hendak melangkah ke arah pintu yang sama dengan yang Irish lalui, tatapannya tertuju pada sebuah pena berwarna pink dengan boneka di atas nya yang tergeletak di atas ubin. Lebih tepatnya pena itu jatuh di samping kursi yang baru saja Irish tempati.

Dengan segera Nathan meraihnya dengan hati kecilnya yang bersorak gembira.

Senyum nya yang mempesona dan mampu membuat siapapun terpana terlukis di wajahnya.

'Cinta yang tulus, pasti akan selalu ada jalan untuk selalu bertemu.'

Ujar nya di dalam hati.

Nathan tersenyum. Ia melangkahkan kedua kakinya ke arah pintu dengan penuh ke antusiasan.

"Irish?" Panggil Nathan setelah kedua kaki nya berhasil keluar dari ruangan kelas Irish.

Nathan mengedarkan pandangannya ke lorong yang sepi di kiri dan kanannya.

Sangat sunyi dan kosong. Hanya ada hawa dingin yang menemani Nathan disana.

Nathan menggenggam barang berukuran kecil dan ramping di tangannya seraya menguatkan hatinya.

"Ya. Hati mu berkata benar Nathan. Besok aku harus menyatakan cintaku padanya. Ya ..." Gumam Nathan sendirian kemudian melangkah dengan mantap ke arah lorong bagian kanan nya untuk mencari keberadaan Irish.

Setelah melewati 3 lorong lainnya, Nathan tak kunjung menemukan gadis yang ia cintai.

Nathan merogoh sakunya hendak mengambil benda pipih nya disana untuk menghubungi Irish. Namun tidak lama kemudian, ia mengurungkan niat nya dan kembali memasukkan ponsel nya ke dalam saku.

Nathan bertekad bahwa ia pasti akan menemukan keberadaan Irish tidak lama lagi.

Ia terus berlari menyusuri lorong-lorong di dekatnya.

Hingga akhirnya langkah nya terhenti ketika melihat sebuah kerumunan di halaman depan gedung kampus.

Entah mengapa, jantung Nathan berdegup cukup kencang.

Hati nya terasa tidak enak, seperti akan ada sebuah bencana besar yang menghantam nya pada saat itu juga.

Nathan mengambil langkah demi langkah ke arah kerumunan dengan ragu.

Till I Met You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang