16

3.8K 194 0
                                    

         Hari minggu yang cukup cerah menyapa setiap sudut kota.

Penghuni rumah tiga lantai itu beserta dua tamunya terlihat sedang berkumpul di meja makan.

"Re, bangunin Tari." titah Tara yang masih dengan baju tidurnya dan hanya mencuci wajah sebelum turun untuk sarapan.

"Ogah, emang gue babu nya." tolak Tere.

"Mbak Lis!!" -Tere

"Iya, non." seorang yang memakai apron merah itu berlari dari arah dapur yang terlihat dari meja makan.

"Bangunin Tarina ya, biar Mbok Sarti aku yang bantu." -Tere

"Siap, non." Mbak Lis langsung berlari kecil ke arah pintu kamar Tari.

Tere berlalu ke dapur untuk membatu Mbok Sarti membawa sarapan ke meja makan.

Sedangkan tiga cowok yang ada di meja makan saling mengumpati ponsel mereka yang menampilkan lapak game.

.
.
.
.
.
.
.

         Tok toktok tokk tok..

"Non Tari...."

"Non ... sarapannya sudah siap non." Mbak Lis terus mengetuk pintu kamar berwarna putih itu.

"Biarin aja lah Mbak Lis, paling juga dia nutup kuping pake bantal, kebo gitu." ucap Tere kembali bergabung di meja makan setelah semua makanan siap.

Mbak Lilis hanya menurut, dan ia segera kembali ke dapur untuk membenahi alat-alat dapur yang dipakai tadi.

***

          "Mau kemana lo Tar?" tanya Kenan yang duduk di ruang keluarga sambil menonton TV.

Taraga tidak menjawab, hanya mengangkat kunci motornya saja.

"Hahh? Balapan lagi?"

Kenan dengan semangatnya bangkit dari duduknya.

Lagi-lagi Tara tidak menjawab, ia hanya mengedikkan bajunya sekali lalu pergi.

"Woe, Tar, tungguin gue, gue ambil kunci motor dulu."

Kenan masuk ke salah satu kamar tamu.

"Mau kemana Ken?" tanya Adevin yang keluar dari kamar tamu lainnya, karena mendengar keributan Kenan saat mengambil kunci motor.

"Cabut dulu gue ya, si Tara bahaya nih kalo lagi gak enak hati gini, lo sini aja."

Sambil berlari keluar rumah, Kenan memakai jaketnya.

"Yaudah, emang masih ngantuk sih gue." Adevin hendak kembali masuk ke kamar tamu yang ditempatinya.

"Devin." panggil Tere sebelum Adevin kembali masuk ke kamar.

"Iya, babe?" Adevin kembali balik badan ke arah datangnya Tere.

"Jalan yuk, bosen tau di rumah." rajuk Tere.

"Mau kemana?" sahut Adevin dengan lembut.

"Liat ntar deh, tapi pake mobil ya, panas banget soalnya." -Tere

"Yaudah, aku pulang ambil mobil bentar, terus ke sini lagi jemput kamu." -Adevin.

"Pake mobil aku aja." -Tere

"Males matic-an, bentar kok, kamu siap-siap aja dulu yah." -Adevin.

"Yaudah, kamu hati-hati." Tere mengantar Adevin sampai ke garasi tempat motornya terparkir.

***

          "Emangnya Tara sama Kenan kemana?" tanya Tere saat mereka berdua sudah berada di mobil Adevin.

"Gak tau sih, paling juga ketemu anak-anak di camp." jawab Adevin sambil menyetir.

"Kamu gak ikut?" -Tere

"Nggak." -Adevin

"Semalem kamu ke balapan lagi?" -Tere

"Ehm, i-iya sih, tapi aku gak ikut balapan kok, serius." -Adevin.

"Minggu lalu tuh Tara ditantang sama Gior buat race." -Adevin

"Gior?" kening Tere menyeruk.

"Iya, Giorgio Meganta." -Adevin

"Temennya Taraga pas SMP bukan sih?" -Tere

"Yup." -Adevin

"Kok aku jadi takut ya, Vin." -Tere

"Takut kenapa, sayang? Kan ada aku." Adevin meraih telapak tangan kanan Tere untuk digenggamnya.

"Aku takut aja Tara masih ada dendam sama Gior, kejadian 3 tahun lalu hampir buat Taraga jadi gila." -Tere

"Velishia?" tebak Adevin.

Tere hanya mengangguk singkat dan menundukkan kepalanya.

Melihat pacar nya tertunduk, Adevin merangkul bahu Tere dan menariknya untuk lebih dekat lagi.

Adevin mengecup singkat ujung kepala Tere yang masih tertunduk.

"Tara akan baik-baik aja kok Re, ada Kenan yang sekarang lagi nemenin dia." ujar Adevin masih merangkul Tere dan tetap mengemudi satu tangan.

***

Sorry kalo jariku typoholic😂.
Ditunggu komennya loh. Vote juga jangan lupa, click sekali di bintang yaw.
Dengkiu💕💕

Chuuu~😘

My Twins ~ 3T [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang