My Twins ~ 3T [COMPLETE] ✅

47

Kenan menyalakan MP3 di mobilnya untuk memecah keheningan yang terjadi sejak keduanya berada di dalam satu mobil.

"Persiapan ujian minggu depan udah 100%, belum?"

Kenan melirik Tarina dari kaca spion tengah. Cewek itu hanya diam menatap langit mendung pagi itu.

Sekali lagi senyum kecut Kenan menyambut paginya.

"Tar, please, di depan orang tua kita aja, lo jangan kaya gini-"

"Terus lo mau nya gue gimana?!"

Tarina meletakkan ponselnya dengan kesal.

"Gue udah ikutin semuanya, emangnya gue ada nolak ini semua?! Nggak!" Tarina membuang pandangannya ke luar mobil saat mereka tiba di lampu merah.

Kemudian satu mobil maroon baru saja berhenti di sebelah mobil Kenan.

Tari mengendorkan kerut keningnya dan membuka pintu mobil Kenan lalu segera keluar.

"Tari ... Tarina!!" panggil Kenan yang cukup dibuat belajar bersabar oleh Tari.

Sekarang Kenan tau Tarina masuk ke mobil siapa.

Mobil yang kebetulan berhenti di sebelah mobilnya itu adalah mobil Bobby, adik kelasnya yang bersahabat akrab dengan Tarina.

***

"Kenapa lagi Ken?" tanya Tere yang masih bersender di pintu mobil Adevin.

Kenan menutup pintu mobilnya dengan cukup kasar.

"Lo liat sendiri aja." Kenan menenteng tasnya dengan tidak bersemangat.

"Ken,"

"Ayo, babe." Adevin menggandeng tangan Tere untuk mengikuti Kenan yang sudah memasuki lobi.

Tere masih menoleh pada Tarina yang baru saja turun dari mobil Bobby.

"Keterlaluan banget sih Tarina, padahal Kenan udah usaha buat jemput ke rumah, dia ke sekolah malah sama si Bombom." lirih Teresa sambil berusaha mengimbangi langkah Adevin.

"Vin, Vin ... gue pengen sendiri dulu Vin." Kenan menghentikan langkahnya dengan segala gerik fruatasinya.

"OK ... gue tinggalin lo, tapi jangan lo bawa hati bro, anggep aja perasaan lo masih kaya dulu sama Tarina-"

"Gue bilang pergi, Vin!" bentak Kenan masih enggan menoleh pada sahabatnya yang tengah menyembunyikan pacarnya, Teresa, yang cukup terkejut dengan gertakan Kenan ke balik punggungnya.

"OK, kita pergi sekarang, telfon gue kalo perlu sesuatu." dengan merangkul Tere, Adevin berangsur mundur dari koridor menuju taman.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Begitu merasakan Adevin menjauh, Kenan melanjutkan langkah terburunya menuju taman.

Beruntung hanya siswa kelas 12 saja yang sekarang sudah bebas pelajaran, sedangkan adik kelasnya sudah masuk jam belajar.

Tanpa disadarinya, Kenan sudah meneteskan air mata pertamanya karena cinta.

Dengan segera ditepisnya air mata kepayahannya itu.

"Huwwwaaaaaaa!!!" dengan wajah yang merah padam, Kenan berteriak setengah menunduk di taman belakang sekolah yang cukup luas dan sepi.

Dadanya naik turun untuk lelahnya menahan emosi sejak di mobil tadi.

"Kenapa, Tari...." lirihnya kemudian menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

***

"Babe, aku tau banget sikap-sifat nya Tarina, dia gak gampang buat berubah dari satu hal ke hal lain, aku cuma takut Kenan gak bisa terus-terusan berusaha keras nerima perlakuan Tari yang kaya gini." -Tere

Setelah diusir Kenan tadi, Adevin dan Teresa sekarang tengah duduk di tribun lapangan indoor.

Teresa tidak mendapat sedikitpun respon suara Adevin.

Ia pun menoleh, dan menemukan sang pacar tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diterkanya.

"Emmm, bukan itu maksud aku, Vin." -Tere

Adevin tersenyum lalu menundukkan kepalanya menatap lantai tribun.

"Sayang, aku gak maksud, gak kaya yang kamu pikir-"

Adevin mengangkat kepalanya, membalas tatapan Teresa nya yang penuh tuju sesal.

"Gapapa kok, aku bisa berusaha ngerti buat itu, tapi Re-"

"Vin, please ... aku bener-bener gak maksud buat perhat-"

"Nggak ... dengerin dulu, sebagai pacar kamu, aku boleh ngomongin perasaanku yang sebenernya kan, dan kamu berhak tau apapun yang sejujur-jujurnya." -Adevin.

***
Apsi aguuu🙈
Gatau mau up apa 🤣🤣🤣
Yang penting newchap aja 😁
Btw selamat bulan Desember semuanya, yang ujian semesternya belum kelar, semangad terus jeyank-jeyanknya agu🧚‍♀
Ketika kalian males belajarnya, inget aja libur panjang akhir taun udah deket😜😜. Anyway selamat membaca, tapi jangan lupa belajar🧡

Chuuu~😘