23

3.5K 169 0
                                    

          Sekarang adalah hari ke-4 Tari bermalam di rumah sakit.

Bunda dan papanya terpaksa harus kembali ke London, untuk menjalankan bisnis mereka yang sempat ter-cancel karena kejadian Tari sakit dan Tara yang kecelakaan.

Dini hari tadi, keduanya sudah pergi dengan penerbangan pagi menuju London.

Sedangkan dua kembaran Tari, tengah pergi ke sekolah.

Alhasil, hari ini Tari hanya dijaga oleh Mbak Lilis.

Dan sekarang Tari tengah berada di luar kamar seorang diri.

Ia masih duduk melamun menatap jauh ke langit di atas kursi rodanya.

Tadinya Tari sedang berjalan-jalan bersama suster yang dikhususkan untuk merawatnya.

Namun, si perawat mendapat panggilan dari ruangan dokter.

Sebelum pergi, perawat itu menawari Tarina untuk kembali ke kamar, tapi Tari menolaknya.

Ia masih ingin menghirup udara segar di koridor terbuka, rumah sakit 5 lantai itu.

"Prisilia." lirih Tari saat melihat seorang gadis berseragam SMA datang bersama seseorang berhoodie maroon yang menutupi seragam sekolahnya.

"Tari ... I miss you." Lia berhamburan menunduk untuk memeluk Tari.

Dengan lemahnya Tari membalas pelukan Lia.

"Lo apa kabar?" sapa cowok yang datang bersama Lia.

Lia segera melepaskan pekukannya dari Tarina untuk memberikan kesempatan cowok di sebelahnya berbincang dengan teman SMP nya itu.

"Lo ngapain di sini sendirian? Lo harusnya istirahat, Biel." lanjut cowok tadi.

Mata Tari mendadak memanas ketika kembali didengarnya suara serak itu.

"Yor-"

"I hate you when you're crying." potongnya.

"Yor, Tar, aku mau ke toilet dulu ya." -Lia.

Tari hanya mengangguk kecil, ia sudah lama mengharapkan kehadiran Gior.

Ia sudah lama menunggu sebuah penjelasan dari cowok yang berdiri di hadapannya ini.

"Cepet sembuh ya." Gior bertelu di depan kursi roda Tari sambil digenggamnya kedua tangan Tari.

"Dan jangan nangis lagi." tangan Gior terulur menghapus air mata Tari.

Bukannya mereda, tangis Tari malah bertambah pecah.

Ia menahan tangan Gior yang baru saja mengusap air matanya, dilepaskannya tangan itu dari pipinya.

"Kenapa baru sekarang lo muncul-"

"Biel," tatapan Gior berhasil membuat Tari bungkam.

"Bertahun-tahun lo ngilang Yor-"

"Biel, sorry, I know it, but-"

Brruak!!

"Gior!!" pekik Tari.

Tubuh Gior sudah meringkuk di koridor rumah sakit yang cukup sepi itu.

"Tara, udah!" Kenan menahan Tara yang masih berusaha memukuli Gior lagi, meski keadaan kakinya sendiri masih digips.

"Lo nyari mati beneran, huh? Gak cukup lo ngebunuh Velishia?" Tara yang ditahan oleh Kenan masih berusaha meronta.

"Tar, Tar, Tar ... udah." Kenan

"Yor, mending lo balik sekarang!" -Kenan

Dengan menyeka darah segar yang keluar dari hidungnya, Gior menatap Tari sekilas sebelum ia pergi.

"Lo gapapa kan Ri?" -Kenan.

"Dasar pembunuh!!" teriak Tara mengiri kepergian Gior.

"Udah lah Tar! Ini rumah sakit, gak usah ribut." -Tari

"Kok lo di luar sendirian sih??" Kenan begitu khawatir melihat Tari yang banjir air mata.

Tarina hanya merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa melakukan apapun.

Ia ingin mendengar penjelasan yang ditunggunya dari Gior, tapi ia takut kecewa setelah mendengarnya.

Ia juga takut makin membuat kembarannya kalap, jika masih terus berurusan dengan Gior yang tak lain adalah musuh Tara.

Tarina hanya bisa menggeleng kecil, sambil menahan tangisnya agar tidak lebih pecah lagi.

"Lo gila Ri!! Sekali gue bilang gak usah lagi berurusan sama cowok gila itu, ya gak usah hubungan lagi!!!! Lo bisa nurut sama gue gak sih??!" -Tara

"Mbak Tari ... Mbak Tari gak papa kan?" Mbak Lilis berlari kecil mendekati tiga remaja yang masih bergeming di koridor.

"Tar!! Udah! Kasian Tarina, Mbak Lis, kenapa Tari bisa sendirian di sini?" -Kenan

"Maaf mas, tadi Mbak Tari lagi dibawa muter-muter sama perawat." -Mbak Lis.

"Tapi saya gak tau sekarang perawatnya ada di mana." -Mbak Lis.

"Yaudah, sekarang gue anter ke kamar lo ya, jangan nangis lagi, lo aman kok sekarang." Kenan mengusap air mata Tari seperti yang Gior lakukan tadi.

Setelah kepergian mereka, seorang cewek berjalan kebingungan sambil mengotak-atik ponselnya.

***

I'm done
Voment, OK

Chuuu~😘

My Twins ~ 3T [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang