36

3.2K 144 3
                                    

          "Aku nggak tau harus ngapain Bi, aku iri sama semua orang, aku ngerasa dunia gak adil." -Gior

"Saat mereka bisa bahagia, aku harus sekarat dan nggak tau berapa jam lagi aku bisa nafas-" -Gior

"Yor, aku kenal kamu dari lama, aku tau kamu gak segila itu buat musuhan sama sahabat kamu sendiri." -Tari

"Mulai sekarang, aku bakal nemenin kamu ngelakuin apapun yang kamu mau, lupain soal iri kamu, Giorgio Meganta Arlenit jauh lebih beruntung dari siapapun, OK??" -Tarina

"Karena bisa dapetin hati es nya seorang Tarina Abiel." lanjut Gior.

"Udah ah, kamu siap-siap gih ke sekolah." Tarina yang tengah duduk di bar kitchen segera membereskan piring sarapannya.

"Oh, Bi, kamu gak ke sekolah? Ujian udah deket banget." -Gior

"Sekalian aku anterin kamu ke sekolah hari ini." -Gior

"Nggak." -Tarina

"Ng-nggak?" -Gior

"Iya, nggak, kalo aku ke sekolah, Tara sama Tere pasti gak bakal biarin aku pergi lagi, bunda sama papa pasti gak bakal tinggal diam." -Tarina

"Hmm, jadi ceritanya sekarang kamu lebih mentingin aku nih." goda Gior.

"Bacot." -Tarina

"Terus ujian kamu gimana, Bi, udah sisa 2 bulan lagi loh??" -Gior

"Gampang lah, aku bisa belajar sendiri." -Tari.

"Gimana kalo Biel belajar sama Gior aja, nanti Mami antar kalian ke sekolah, Mami sudah siapin seragam buat Tari."

Tiba-tiba Mami Gior muncul bersama seorang pekerja yang membawa paper bag di tangan kanannya.

Mami Gior memiliki sebuah sekolah Plus yang sekaligus tempat Gior bersekolah.

***

        Dua buah sedan mewah berurutan berhenti di depan lobby sekolah swasta itu.

Seorang wanita glamour keluar dari mobil pertama, kemudian disusul sepasang anak muda yang berpakaian seragam lengkap.

Siswa yang sudah tampak perlente itu tanpa peduli menggandeng santai tangan siswi di sebelahnya.

"Mami akan urusi, kalian langsung ke kelas ya sayang, nanti temui mami di ruangan." -Mami Gior.

"Iya, mi." -Tarina

Tanpa aba-aba, Gior menarik tangan Tarina untuk bergegas.

"See you, Mami Sandra." pamit Tarina ketika di tarik Gior.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

          Bisik-bisik mulai memenuhi pendengaran Tari sejak mereka tiba di koridor loker, ia begitu muak, ia berusaha melepaskan tautan tangan Gior di tangannya.

Gior mempertahankannya sambil menoleh menatap Tari seolah mengatakan 'what's wrong, I'm Gior' 

"Yor." Tari melirik ke sekelilingnya.

"I know, ya udah lah gak usah kamu liatin, gak penting." -Gior

"Tari...." seorang siswi berlarian mendekat kearah keduanya yang tengah berada di depan loker Gior.

Gior yang mengambil bukunya di loker segera menoleh, begitupun para murid di sekitarnya.

"It's you?"

Tarina hanya mengangguk-angguk sembari tubuh diputar kanan kiri oleh siswi itu.

"Ngapain sih, Li." -Gior mengerutkan keningnya.

"Lo pindah ke sini, Ri? Ya ampun seneng banget gue." Prisilia, sepupu Gior, memeluk erat Tarina.

"Pantes aja tadi gue liat tante Sandra, tumben banget ke sekolah, oh iya denger-denger lo kabur dari rumah ya, Ri?" -Prisilia.

"Bullshit!" Gior menutup dengan kencang pintu lokernya, kemudian kembali menggandeng Tari untuk segera pergi.

          Di tengah perjalanan menuju kelas, ponsel Tari bergetar.

'Papah'

"Angkat aja dulu." Gior menghentikan langkahnya tetapi masih menggandeng Tari.

"Halo, Pah?" sapa Tarina.

"Kamu baik-baik aja di sana sayang?" jawab papa nya.

"Baik kok, pah, papa gak perlu khawatir soal Tari ya."

"Papa percaya sepenuhnya sama Tarina, papa cuma mau kabari Tarina aja, kalo pertunangan kamu sama Kenan akan dilaksanakan begitu kalian selesai ujian."


***

Eheeeww



Chuuu~😘

My Twins ~ 3T [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang