44

3.1K 146 0
                                    

          Hari ini adalah hari pertama kembalinya Tarina ke sekolah sejak hampir 2 bulan tanpa kabar.

Masih seperti kesehariannya dulu, cewek itu pergi ke sekolah dengan kereta.

Begitu memasuki gerbang sekolah, berpasang-pasang mata menatapnya dengan berbagai tafsir.

Tarina sudah mempersiapkan diri untuk itu.

"Kak Tari." seorang siswa gembul berlari ke arah Tarina.

"You OK?" tanya Bobby sambil memegang kedua bahu Tarina.

Tarina menarik sedikit ujung senyumnya.

"Euhmm ... Kak Tar," Bobby menunduk, ragu untuk mengucapkan kalimat selanjutnya.

"Hmm?" -Tarina

"Gak deh, nanti aja, terlalu pagi, udah siap buat ujian mingg-"

"Gue bingung sama diri gue sendiri Bom." Tari menghentikan langkahnya di koridor dekat lapangan.

"Mmmm ... Gior?" jawab Bobby dengan sangat hati-hati.

Tarina mengangguk pelan.

"Gue tau terlalu pagi buat bahas soal kepergian Gior, anyways I'm sorry." -Bobby

Tarina kembali mengangkat senyumnya sambil mengangguk, "Thank you, Bom."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

         "Awalnya gue cuma mau berusaha buat nyelesain masalah Taraga sama Gior,"

"Dan gue bener, Gior berhenti perang dingin sama Tara begitu gue udah balik sama dia."

Tarina menunduk sejenak untuk menenangkan suaranya yang mulai bergetar.

"Perasaan gue sama sekali udah berubah sama Gior, gue gak punya alasan lain selain demi masalah dia dan Tara selesai, gue gak pengen buka hati gue lagi buat dia, Bom."

Sekarang, Tarina dan Bombom alias Bobby, tengah duduk di tribun lapangan basket outdoor.

Gior adalah telinga terbaik bagi Tarina selama ini. Ia adalah satu-satunya sahabat Tarina, yang tau segala cerita Tarina, dan rahasianya.

"Tapi kenyataan dia ngidap kanker, bener-bener bikin gue bingung sama diri gue sendiri, karena gue adalah salah satunya penyebab dia kaya gitu." -Tarina.

Lipat kening Bobby makin mendalam.

"Sudah jadi rahasia umum kalo keluarga Gior berantakan, dan pelampiasannya selalu alkohol dan rokok,"

"Dulu ... gue yang gantiin pelampiasannya, tapi setelah kejadian Velishia dan gue ninggalin dia, dia kehilangan pelampiasannya, dan kembali ke pelamapiasan lamanya." -Tarina

"Dan lo merasa bersalah gara-gara hal itu?" -Bobby.

Tarina mengangguk lagi.

Bobby mengurut dahinya sendiri.

"Makanya gue mencoba buat lebih tulus ada di samping Gior, dan gue heran banget kenapa gue bisa dengan gampangnya nerima Gior lagi setelah semua yang udah terjadi." -Tari

"Gue anggep perasaan gue waktu itu cuma rasa bersalah gue, tapi ntah kenapa, perasaan gue lebih sakit ketika Gior selalu tulus sama gue." -Tarina

Triiiiiiiingg

Tarina menghela nafasnya, kemudian menoleh pada Bobby.

"Mungkin karena penyesalan memang mencintai benci, semakin gue inget kenangan gue sama dia, rasanya gue makin benci sama diri gue sendiri." senyum kecil Tari yang mengejek mengakhiri sambutannya dengan Bobby.

"Gue ke kelas dulu, thanks ya Bom udah dengerin gue lagi." -Tarina

"Lo yang terbaik Kak Tar, bukan soal lo penyebab Gior sakit, tapi Gior akan lebih berbangga hati karena mungkin sekarang dia bisa membaca perasaan tulus lo sama dia, perasaan yang selama ini mungkin sengaja lo sembunyiin." -Bobby.

"Gue harap Gior bisa." Tarina menepuk pundak Bombom 2 kali, lalu beranjak dari lapangan menuju kelasnya.

***

        "Tar, Tere nitipin ini, bunda bilang ketinggalan." Adevin berdiri dari kursi Tarina yang tadi didudukinya, sambil menyodorkan sebuah buku.

"Makasih." Tarina menerimanya kemudian duduk.

"Gue kira lo belum bakal masuk hari ini." -Adevin.

"Lo mau ngomong apa, Vin? Basa-basi bukan lo banget." -Tarina

"Soal Kenan?" tebak Tarina.

***

UwUuuuuuuuuun, I'm back.

Anyways, aku mau bilang dengkiuuuuuu sebanyak-banyak-banyak-banyak-banyaknya buat 6k readers nya🧡🧡🧡🧡 Aku bener-bener speechless, ga ngerti lagi sama kalian semua🙆‍♀ intinya, makasih banget karena sudah mencintai karya ku dan buat respon baiknya, I'm so honored bout' everything which I can reach today 🧡 dan itu karena kalian🧡🧡🧡🧡🧡 Dengkiu banget gesss, ayaflu epriwan🧡

Sorry kalo banyak typo🤣🤣🤭😂






Chuuu~😘

My Twins ~ 3T [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang