14

4K 209 0
                                    

          Tara memasuki pintu gerbang rumahnya bersama Kenan dan Adevin.

Ketiganya baru saja pulang dari balapan yang tentunya illegal.

Sejak masuk tadi, mata Tara tak lepasnya menatap seorang yang sedang tertunduk menatap tangannya sendiri yang memegang sebuah benda.

Seseorang itu Tari, ia duduk menyadarkan bahunya ke daun jendela kamarnya yang terlihat temaram.

"Eh, si Tari beneran vampire ya??"

Tara yang masih duduk di atas motornya langsung memukul kencang bagian belakang helm di kepala Kenan.

"Dah gue cape, kalian di kamar tamu aja." Tara berlalu meninggalkan kedua temannya di halaman.

Tari tidak terusik sedikitpun dengan kehadiran motor Tara dan teman-temannya di halaman.

Tara sempat terdiam sejenak di beranda saat melihat Tari yang mengusap pipinya.

"Oee!! Katanya mau masuk, ngapain masih di sini?" -Kenan.

Tanpa menoleh lagi, Tara menyegerakan diri untuk masuk.

"Taraga kenapa sih? Padahal dia udah ngalahin Gior yang notabene musuh bebuyutannya dari SMP." -Adevin.

"Tau tuh dari tadi, menang bukannya seneng, ini malah galau kaya ABG baru putus cinta aja." -Kenan.

***

          "Eh Miss Vampire, belum tidur? Udah malem loh." -Kenan.

Kenan yang hendak minum sebelum tidur, melihat Tari duduk sendiri di meja bar yang ada di dapur dengan cahaya remang itu.

"Ngapain lo di rumah gue?" -Tari

Lampu dapur dinyalakan oleh Kenan lalu ia bergabung duduk dengan Tari sambil menuang air putih ke gelas.

"Kaya gue baru pertama kali kesini aja, habis balapan tadi." ucap Kenan setelah menenggak air yang dituangnya.

"Lo belum jawab pertanyaan gue loh, Tar." -Kenan

"Ya kalo gue udah tidur berarti gue gak duduk di sini." -Tari

"Untung gue sayang." -batin Kenan

"Tidur gih Tar, udah malem gini, besok sekolah, atau jangan-jangan lo beneran vampire lagi?" -Kenan

Mata elang Kenan seketika berubah menjadi puppy eyes begitu Tari menatapnya tajam.

"Hehehee, gak deng, canda." -Kenan

Hening.

"Tar."

Tari tidak mengangkat dagunya dan masih menatap gelas bergambar minion yang digenggamnya.

"Hei." dengan ragu Kenan meraih pundak Tari, membuat cewek itu menoleh seketika.

"Lo habis nangis ya?" ujar Kenan sambil melepas tangannya dari bahu Tari.

"Bukan urusan lo." -Tari

"Iya sih, euhm, oh iya nyokap gue nitip salam buat lo." -Kenan

Tari hanya diam menatap gelasnya.

Hening lagi.

.
.
.
.
.
.

         "Ken,"

Yang merasa terpanggil pun menoleh.

Matanya langsung terkunci dengan mata sembab Tari.

"Jagain Tara ya, gue gak tau gimana caranya supaya kehidupan gue bisa balik kaya dulu lagi." -Tari

"Gue takut Tara kenapa-napa, sejak orang tua gue meninggal, Tara sering buat onar, Tara banyak musuh, gue takut Tara kenapa-napa, Ken." Tari

"Sekarang Tere udah ada Adevin yang bakal jagain dia, sedangkan Tara, dia anaknya nekat banget, gak mau dikalahin, gue taku-"

Kenan berdiri dari kursinya dan sedikit membungkukkan badannya untuk merangkul Tari.

"Tara bisa jaga diri kok, lo gak usah khawatirin dia, gue tau, lo sayang banget sama dua kembaran lo Tar, tapi lo juga harus liat diri lo, khawatirin juga diri lo, Tar." -Kenan

"Ekhem."

Keduanya menoleh kearah suara dehaman itu datang.

Dan di depan sebuah pintu kamar tamu, berdiri Adevin yang terlihat segar seperti baru usai mandi.

"Gue ke kamar ya." Tari pergi meninggalkan Kenan dengan suara sengaunya.

          "Arhh, kampret lo Vin, baru juga gue mau deketin Tari, ngapain sih lo, ah."

Kenan menyiramkan sedikit sisa air yang masih ada di gelasnya pada Adevin yang berjalan mendekatinya.

"Eheehe, ya sorry, mana gue tau kalo lo lagi mau deketin Tari."

Adevin nyengir puas karena melihat kekesalan sahabatnya itu.

"Kenapa lo senyum-senyum??"

Kerut dahi Adevin mendalam begitu melihat Kenan yang cengengesan sendiri.

"Gak, seneng aja gue, Tari mau cerita ke gue, ya meskipun dikit karena diganggu sama lo."

Kenan memiting leher Adevin dengan rangkulannya.

"Ukhuk ukhuuk, ampun Ken,  ampun." yang merasa tercekekpun akhirnya memekik.

"Gue masih gak ngerti Vin, kenapa Tara gak pernah akur sama Tere sama Tari, padahal yang gue liat, Tari sayang banget sama Tara" tutur Kenan sambil melepas rangkulannya yang membuat Adevin dapat bernafas lega.

***

😭😭😭Dah ya, cengeng emang utor nya, part Tari curcol ke Kenan seriusan utornya nangis. Baperan emang, tapi mau gimana lagi yagak??

Dengkiu. Voment jangan lupa.

Chuuu~😘

My Twins ~ 3T [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang