27

3.2K 152 1
                                    

          "Aku cuma mau kamu tau, Biel, bukan aku yang ganggu Velishia, dia yang datengin aku-"

Bruuakkkkkk

.
.
.
.
.
.
.
.

          "Kak Re, masih kuat lari kan?"

Seorang cowok gembul dengan nafasnya yang memburu segera melepaskan ikatan yang melilit Teresa.

"Aaaaarkhhh." pekikan tertahan penuh erang menggema di ruangan kosong melompong itu.

Ya, dia Gior, cowok yang mengira Tere adalah Tari.

Gior sekarang sedang tertelungkup di lantai sambil dipegangi oleh seorang laki-laki yang datang berasama Bobby.

Sedangkan Tere dengan terhuyung berlari dengan bantuan Bobby. Si cowok berbadan bongsor yang membantu menyelamatkan Tere.

"Biel!!" raung Gior yang masih dalam keadaan setara lantai.

"Bieellllll!" raungnya lagi dengan lebih kencang sambil meronta dari orang yang tadi memeganginya.

***

            Baru Tere dan Bobby tiba di halaman, Gior sudah berhasil mencekal kembali lengan Tere.

"Please ... gue bukan Tari...." Teresa menangis kala ia terjerambab karena ditarik paksa oleh Gior.

"Gue Teresa...." isak Tere.

"Tere!!"

Baik Tere, Gior, maupun Bobby menoleh bersamaan ke arah suara.

Di sana Adevin, Kenan dan Taraga berlari mendekat.

"Lepasin Teresa!!" -Taraga

"Hahahhh, mau Teresa mau Tarina, Biel tetep Biel di mata gue." Gior menarik paksa Tere dengan kasar.

"Shit!" umpat Adevin segera kepal tangan.

Tapi Gior malah menyeringai lebar ketika melihat Taraga dan teman-temannya murka.

"Lo pikir, lo doang yang paling bener di dunia ini??!" dengan masih mencekal lengan Tere, Gior menunjuk Tara tepat di depan dadanya.

"Urusan lo sama gue, lepasin Tere!!" Tara mendorong Gior kuat-kuat.

"Lepasin??? Setelah gue dapet apa yang gue mau, gue harus lepasin?" seringai Gior makin menjadi-jadi.

Tara hendak melangkah untuk melakukan duel dengan musuh besarnya itu, tapi Gior cepat-cepat mengangkat telapak tangan kirinya.

"Wait ... wait...." -Gior

Tak berselang lama, segerombolan anak buah Gior pun bermunculan dari berbagai sisi.

"Pecundang!!" Tara meludah lalu segera melancarkan aksinya menonjok Gior tepat di tulang hidungnya.

Tere berhasil terlepas dari cekalan Gior ketika cowok itu terhenyak sesaat.

"Kak Tere lewat sini!" Bobby lagi-lagi memberikan jalan untuk Tere.

Keduanya berlari meninggalkan tiga sekawan yang berusaha mengalahkan segerombolan anak geng motor itu.

.
.
.
.
.
.

         Tersisa Gior dan satu anak buahnya, tapi tiga sekawan itu sudah terkapar di atas paving.

Gior segera berlari kearah perginya Tere dan Bobby tadi, sedang anak buahnya kembali meladeni Kenan yang sudah mulai bangkit.

Tara dan Adevin ikut bangkit juga setelahnya, tapi mereka tak turut melawan anak buah Gior, melainkan ikut lari mengejar Gior ke arah larinya Teresa.

***

         Tere berlari dengan sisa tenaganya, ia begitu kelelahan.

Selama dua hari disandera, ia menolak untuk memakan apapun yang disiapkan anak buah Gior. Yang dilakukannya hanya berteriak sepanjang hari, sejak ia tersadar dengan kondisi serba diikat di sebuah kursi di dalam ruangan kosong.


"Biel!!!"

Teriakan itu lagi.

Tere dan Bobby sama-sama tersentak.

"Kak, lari sejauh mungkin, gue cegah dia." -Bobby.

Tanpa babibu, Tere menghabiskan sisa tenaganya untuk berlari lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.

       "Gue harus lari kemana?" ucap Tere dengan lirih.

"Tara gimana?? Kaki dia belum sembuh, tapi harus berantem." sambil berlari kecil Tere menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang.


"BIEL!"

Sekilas telinga Tere kembali mendengar raungan Gior, ia meneguk salivanya sendiri.

Greeep

"Aaaaaaaaa...."

Tere terjongkok, kakinya kembali lemas, ia muak dengan keadaan ini.

"Re, cepet sembunyi." mulut Tere dengan cepat dibekap.


"Mmmmm." sambil turut memindik-mindik ke sebelah bak sampah besar, Tere berusaha menoleh pada orang yang menariknya.


"Ini gue Tari." bisiknya ketika mereka sudah tertutupi sempurna oleh bak sampah.

Melihat sosok kembarannya, Tere langsung berhamburan memeluk Tarina.

"Sorry." satu kata terlontar lirih dari mulut Tari, sebelum gema suara Gior makin dekat dengan tempat persembunyian mereka.


Cukup lama Tarina dan Tere tidak bergerak.

Demi satu milimeter bergeser, seolah Gior akan muncul dihadapan keduanya.

"Ahahaa, so fun, babe." tawa renyah Gior menusuk gendang telinga kedua gadis yang tengah bersembunyi itu.


***

Aye beibehhh, 2 bulan sudah aku created cerita ini🎉🎊🎊🎊🎇💃💃💃💃
Seneng bisa berkarya, makasih buat yang baca ceritaku, buat yang vote juga, terutama buat yang komen (kasih kritik, saran/masukan)

Lopyooh all.


Chuuu~😘

My Twins ~ 3T [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang