53

2.8K 113 1
                                    

         Kenan berlari kecil keluar kafe dari arah toilet.

Ia tidak memperdulikan dua security yang menarik keluar Prisila.

"Ken, mau kemana?" tanya Adevin.

Tapi tidak ada tanggapan apapun dari Kenan yang terus berlari hingga tiba ia di eskalator.

Sampai di lantai atas, di depan sebuah butik, ia menarik seorang karyawati di sana.

"Mas Ken?" pekiknya karena terkejut.

"Mbak tau Tarina kan?" tanya Kenan masuk ke sebuah toko di sebelah butik maminya.

"Iya mas, Mbak Tari kenapa?" tanya karyawan itu.

"Beliin daleman buat dia." Kenan menyodorkan kartu kreditnya pada karyawan butik mamanya yang terlihat cukup terkejut dengan ucapannya.

"Bawa ke butik, agak cepet ya mbak, makasih." ujar Kenan kemudian berlari lagi meninggalkan toko itu.

"Emang di sini ada jual daleman?" cicit wanita itu sambil berjalan keluar dari toko fashion itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

        "Maaf Mas Ken agak lama, saya masih muter ke depan sana." tunjuk karyawannya ke toko yang berhadapan dengan butik mami Kenan.

"Yaudah makasih mbak, saya tadi ambil baju, bayar pake kartu itu aja, habis itu simpen di Mas Fino." Kenan mengambil paper bag dari wanita tadi lalu kembali berlari menuju eskalator ke lantai di bawahnya.

***

        Dalam hampir 10 menit terakhir, Tarina benar-benar menunggu Kenan di depan toilet dengan masih mengenakan jas dari Kenan.

"Ken, lo dari mana?" giliran Taraga yang bertanya.

Kenan hanya mengangkat paper bag nya sambil terus berlari kecil menuju toilet.

"Maaf ya Tar lama, cepet ganti gih, takutnya masuk angin." Kenan menyodorkan dua paper bag beda ukuran itu pada Tarina yang langsung menerimanya dan segera memasuki toilet.

"Kok gue nurut aja?" cicit Tari begitu ia berjalan memasuki toilet wanita.

"Kenan serius beliin gue baju ganti?" lanjut Tari sambil membuka salah satu pintu bilik toilet.

Tarina mengeluarkan isi dua tas itu.

Tas pertama yang ia tau itu nama butik mami Kenan, berisi sepotong gaun biru langit selutut.

"Terus satu lagi?" terka Tarina kemudian membuka paper bag yang lebih kecil.

Matanya membulat sempurna, dan ia tidak tau harus berbuat apa jika Kenan masih menunggunya di depan pintu toilet hingga ia keluar dari sana.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

        Selesai mengganti pakaiannya, Tarina tidak lantas keluar dari toilet, ia melipir sejenak ke depan kaca lebar di deretan wastefel.

Pipinya diam-diam merona mengingat betapa malunya ia ketika harus berhadapan dengan Kenan setelah ini.

"Udah gila kali ya tuh anak?" Tarina menangkup kedua pipinya yang terasa panas.

"Iih ... bikin gue malu banget sih loh." Tarina berseru pada jas Kenan yang dipegangnya.

Dan berakhirlah dengan sebuah tatapan aneh yang Tarina terima dari seorang wanita dengan seragam pekerja kebersihan yang baru saja keluar dari salah satu bilik toilet.

Tarina segera meraih paper bag berisi seragamnya serta jas Kenan, kemudian ia berlalu dengan cepat dari toilet.

"Mampus, udah ilang muka lo Tari." gumam Tari berjalan cepat dari toilet.

***

      "Mau langsung balik?" tanya Kenan

Tari menyapu pandangannya ke seluruh sudut ruangan, pengunjung yang tersisa hanyalah Kenan yang duduk berdua dengan Taraga.

"Tar, gue nebeng lo aja ya." ucap Tarina meraih tas nya yang sekarang ada di samping Kenan.

"Gue nebeng Kenan, soalnya tadi gue nebeng Adevin." jawab Taraga bersiap pulang.

Oh, sungguh berita bagus.

Tarina membuang muka untuk menggembungkan kedua pipinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

        Temen kampret emang si Taraga.

Kenan melirik Taraga yang sekarang memejamkan matanya di kursi penumpang belakang.

Sebelumnya, dua anak kembar itu beradu cek-cok untuk memperebutkan kursi penumpang belakang hingga Tara merebahkan badannya memanjang di kursi penumpang belakang, membuat Tarina tidak ada pilihan lain selain duduk di sebelah Kenan.

Canggung sekali di depan sana.

Dan damai sekali di alam mimpi kursi belakang.

Anjir gue mau ngomong apaan ya? Kalo gue bilang yang sebenernya, gue suruh karyawan mami yang beliin barang-barang tadi ... Tari pasti bakal percaya kan?

Pikiran Kenan berdebat hebat dengan batinnya.

Hingga mereka berhenti cukup lama di lampu merah.

"Ken."

"Tar."

Kedua anak manusia itu sama-sama menoleh.

Membuat satu lainnya tersenyum dalam pejamnya.

***

Jeyank kali🧡🧡
Eheumm💃
And happy holiday everyone, selamat menghabiskan akhir tahun dengan kegiatan kalian, stay save, stay healthy🧡🤟

Chuuu~😘

My Twins ~ 3T [COMPLETE] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang