Bab II : Kutukan

2.7K 50 11
                                    

"Semoga lu kena karma!"

Ucapan Siska terngiang di telinga, persis seperti suara setan.

Kubuka kedua mata seraya menatap jauh ke luar jendela. Matahari tampak mengintip dari sela pepohonan di batas cakrawala. Aku harus bersiap sedia.

"Si Megalonte!" umpatku jengkel. Sial sekali hari ini. Kenapa tadi malam aku malah memimpikannya? Bersetubuh dengannya? Menggagahi dirinya?

Mimpi basah merupakan sesuatu yang langka, dan aku tak ingin membuang spermaku sia-sia. Batinku berulangkali memprotes tanpa suara.

Aaaah..., sempakku pasti basah. Maka kuperiksa saja selangkanganku, hanya untuk tersentak kaget seketika itu juga.

Napasku terhenti.

"Gak ada...," ucapku tak percaya. Kuraba dengan seksama di bagian bawah sana. Kudapati Si Jhonny menghilang keberadaannya. Hanya ada tulang selangka beserta belahan daging vertikal penuh kelembapan memanjang.

"Bangsat...., apa yang....-"

Mataku terbelalak. Aku menolak untuk percaya. Kala ku menunduk ke bawah, pandanganku agak terhalangi oleh dua buah benjolan di dada.

Dadaku tadinya berbentuk bidang, kenapa sekarang jadi bulat kenyal? Terlebih begitu ukurannya besar, melonjak keluar dengan puncak kecil seukuran ujung kelingking.

Diameter lenganku terlihat menyusut kecil. Aku bahkan tak ingat pernah memiliki kulit putih nan halus seperti ini.

"Mustahil."

Suaraku bahkan terdengar tinggi. Ciri khas perempuan, begitu kontras dengan suara laki-laki.

Kulit punggungku terasa geli, diraba oleh rambut memanjang hingga sebatas pinggul, kusut tak terawat. Kutatap cermin besar yang tersemat di pintu lemari. Kusadari keberadaan gadis cantik berparas cantik, tengah terkesiap menatap balik dari dalam cermin.

"Siapa?" ucapku bingung.

Aku pingsan seketika itu juga.

.....

"Emaaaak!" jeritku tak percaya. Aku bangkit seketika, terperanjat dengan napas teregah-engah. Jantungku berdesir keras. Rasanya sedetik tadi aku bermimpi buruk.

Ah iya, aku mimpi berubah kelamin menjadi perempuan.

Mulutku tersungging, mengukir senyum tak simetris. Aku terkekeh, berlanjut dengan ledakan emosi seraya tertawa terpingkal-pingkal.

"Anjaaay, serem pisan. Mana ada gue jadi perempuan. Bisa kacau dunia persilatan," ucapku menenangkan diri. Dadaku entah kenapa terasa berat kala aku terbahak-bahak.

Pandanganku kembali terarah pada cermin di jendela, menatap kehadiran sosok berwajah cantik dengan rambut panjang berkelok-kelok.

Dia terperangah, menatapku heran seraya memegangi wajahnya. Aneh sekali, tindakannya sama dengan apa yang kulakukan saat ini. Dia memeriksa dua bongkahan payudara miliknya. Sementara jemariku sibuk meraba lembut sepasang tonjolan bulat di bagian dada.

Mataku terbuka lebar, mengangkat wajah menatap sosok di cermin sana.

Aku kembali pingsan detik itu juga.

******

"ANJIIIING!!!" jeritku meluapkan kekesalan, berusaha untuk tidak pingsan untuk ketiga kalinya.

Hatiku harus tabah menerima tiap perubahan. Sejam telah kulewati dalam sendiri, memeriksa tiap senti tubuh baru ini.

Ini pasti mimpi.

Ini pasti mimpi.

Ini pasti mimpi.

Kenapa?

Kenapa?

Aku (Bukan) Perempuan..!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang