Bring Up Divorce | Part 23

52.7K 3K 700
                                    

Vote dan komentarnya jangan lupa!

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lexa❤❤

_______________________

Tristan Mansion. New York City. Amerika Serikat. 21.30 pm

Tristan akhirnya mengalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tristan akhirnya mengalah. Dirinya pasrah dibawah kuasa Alexandra. Lagipula wanita itu tidak bisa dibantah jika sudah kemauannya. Namun Tristan selalu bingung, kenapa Alexandra tidak pernah meminta sesuatu padanya selain uang. Bukankah dia punya kesempatan bagus untuk memorotinya, karena menjadi seorang istri dari Tristan.

Tristan memejamkan mata saat sapuan kapas terasa di tepi bibirnya, lalu luka itu diolesi obat merah dan ditempeli hansplas oleh Alexandra. Masih dalam posisi Alexandra duduk diperutnya, wanita itu sangat serius mengobati lukanya. Saat ini Tristan lebih leluasa memandangi wajah serius Alexandra dengan tangan menjadi bantal.

Alexandra melepas kaosnya, menyisakan tanktop ditubuh bagian atasnya. Tristan menyatukan alisnya bingung saat melihat Alexandra mengambil sedikit bagian kaosnya lalu mendekatkan ke ujung bibirnya, meniup dengan napas hangatnya. Tristan menahan tangan Alexandra ketika wanita itu hendak mendekatkan kaos yang telah ditiupnya ke tulang pipinya yang lebam.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Tristan--masih menahan tangan Alexandra.

"Kau bisa diam? Sebenarnya aku ingin mengompres lebam di wajahmu---"

"Kenapa tidak pakai es saja?" protes Tristan. Sangat konyol jika lukanya di kompres menggunakan napas hangat wanita itu.

Alexandra menghembuskan napas kesal. "Lebih bagus yang hangat-hangat. Biar dirimu berubah hangat." Alexandra mengedipkan matanya dengan nakal.

Tristan hanya membuang wajah dari tatapan Alexandra. Wanita itu tidak bisa serius sedikitpun. Padahal Tristan suka melihat Alexandra yang sedang serius, seperti mengobatinya tadi. "Ya sudah ambil air hangat, aku tidak mau wajahku dipenuhi napas dan air liurmu."

Alexandra menjentikkan jarinya, seolah dirinya telah menemukan ide bagus. "Itu dia alasannya. Aku sedang malas turun untuk mengambil air hangat, lagi pula kakiku sedang sakit. Jadi cara mudahnya seperti ini," Alexandra tercengir dan mengulangi perbuatannya yang sebelumnya, menghangatkan kaosnya untuk disapukan ke wajah suaminya.

Little Wife, LexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang