Don't Think of Me a Stranger | Part 26

52.5K 2.7K 282
                                    

Vote dan comment nya jangan lupa!
Happy Readiiing!!!

Vote dan comment nya jangan lupa!Happy Readiiing!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tristan
_________________________

Tristan Mansion. New York City. Amerika Serikat. 01.30 am

Selesai dengan pergelutan panas mereka, keduanya sama-sama terdiam dan memisahkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai dengan pergelutan panas mereka, keduanya sama-sama terdiam dan memisahkan diri. Alexandra menarik selimut sebatas dada dan menguap panjang merasa sangat mengantuk. Matanya perlahan terpejam, namun keningnya berkerut saat merasakan tangannya di sentuh dan selang-selang jarinya terisi penuh oleh jari seseorang.

"Kau masih kesal?"

Mendengar pertanyaan Tristan membuat Alexandra menggenggam dan sama-sama mengeratkan tautan jari-jari mereka. "Yeah, aku masih kesal."

Tangan kiri Tristan melingkar dipunggung Alexandra, menarik tubuh mungil itu semakin mendekat kepadanya tanpa melepaskan tautan tangan kirinya di tangan kanan Alexandra.

"Lalu kau ingin apa asal kekesalanmu hilang?"

Alexandra mendongak, menatap Tristan dengan mata sayunya. "Aku...aku tidak ingin apa-apa. Tapi-aku akan senang jika kau memelukku sampai aku membuka mata esoknya."

Tristan tersenyum tipis. Sayangnya Alexandra tidak melihat itu, karena dia dengan cepat menundukkan pandangannya. Perlahan pelukan Tristan di tubuhnya mengerat, mengantarkan gelenyar aneh dihatinya. Tubuhnya makin hangat, membuat matanya tertutup nyaman.

Tristan belum terpejam, jari-jarinya bermain, membuat garis-garis abstrak di punggung polos Alexandra. Matanya menyorot punggung itu dengan tatapan kosong yang sama sekali tak berarti. Alexandra tidak mengungkit lagi tentang pertemuannya dengan Ameera. Tidak sedikitpun memperlihatkan kecemburuannya.

Alexandra merasakan kecupan dipuncak kepalanya. Merasa sangat nyaman, akhirnya Alexandra benar-benar tidur meringkuk dipelukan Tristan. Sedangkan pria itu sendiri tidak berniat menutup mata sedikitpun. Terlalu banyak berpikir Membuat Tristan tak bisa terpejam.

~07.00 am~

Pelukan hangat. Rasa nyaman dan terlindungi. Alexandra membuka matanya, kepalanya mendongak menatap wajah Tristan, mata pria itu masih tertutup. Dari bawah Alexandra bisa melihat betapa kokohnya rahang itu.

Little Wife, LexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang