Recognition | Part 33

44.4K 2.7K 294
                                    

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komentar ya beib.

______________________

Cherry Villa. Chicago. Illinois. Amerika Serikat. 16.05 pm

"Nona,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nona,"

Alexandra perlahan mengangkat wajahnya yang semula menunduk. Wanita itu mengusap pelan air matanya yang masih mengalir. Mata dan hidungnya begitu merah karena menangis.

"Ayo masuk ke villa, bahaya jika terus berada di luar."

Alexandra bangkit dari berlututnya, namun bahunya masih tergetar menahan suara tangisnya. "K..kau siapa?"

Gadis didepannya tersenyum, lalu mengulurkan tangannya didepan Alexandra. "Namaku Kate Christine, panggil saja Katty."

Alexandra terdiam memandang wanita didepannya, berambut pendek dan mempunyai tato inisial tepat di tulang selangka, lalu pandangannya beralih ke tangan Kate yang terulur. "Alexandra, Chiki."

Alexandra menyambut tangan Kate, mencoba tersenyum seperti Alexandra yang biasa. Kate tertawa renyah dari mana Alexandra bisa mendapatkan nama yang tidak ada sangkut pautnya sedikitpun dengan namanya yang sebenarnya.

"Oke, mulai sekarang aku yang akan selalu menemani Nona pergi kemanapun. Akan melawan orang-orang yang menjahati Nona."

Alexandra berdehem kecil. "Aku bisa sendiri, aku memiliki jurus judo yang mematikan."

Kate berdecak kesal. "Sudah ku duga, Nona. Bagaimana minggu depan kita bertanding, jika aku kalah maka aku akan senang hati mundur dari pekerjaan ini."

Alexandra mengangguk setuju. "Baiklah,"

Kate menunjukan kedua jempolnya. "Jadi Nona jangan sedih lagi, aku hampir saja ingin menyusul Tuan Tristan agar kembali ke villa."

Alexandra menyatukan kedua alisnya. "Jadi, sejak kapan kau disini?" tanya Alexandra cepat.

Kate tersenyum manis. "Sejak kemaren, Nona. Tadi malam aku menonton film yang lulus sensor di samping kamar Nona dengan satu toples keripik kentang."

Plak!

Alexandra reflek memukul kepala Kate karena malu.

"Awh! Anda kejam sekali, Nona. Kepalaku satu-satunya barang yang paling ku sayangi dan hanya satu di tubuhku," Kate menghapus-hapus kepalanya dengan wajah di tekuk.

Alexandra memperhatikan Kate dengan seksama. "Kau yakin bahwa kau seorang wanita?" tanya Alexandra tak yakin.

Kate terlonjak kaget dengan pertanyaan Alexandra. "Astaga apa yang Anda pikirkan, Nona?"

Alexandra menggeleng kecil, matanya tertuju pada dada Kate yang terlihat datar. "Ukuran dadamu berapa? Kenapa berbentukpun tidak?"

Kate menyentuh dadanya sendiri. Lalu menggaruk kepalanya. "Dadaku memang kecil, Nona. Tapi percayalah aku masih punya. Anda mau melihatnya?"

Little Wife, LexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang