Promise of Tristan | Part 34

44.6K 2.5K 541
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa vote dan komentar gaess!

________________________

Cherry Villa. Chicago. Illinois. Amerika Serikat. 07.00 am

Silau cahaya matahari mengusik tidur nyenyak Alexandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silau cahaya matahari mengusik tidur nyenyak Alexandra. Wanita itu berdecak sebal dan mencoba membuka matanya yang masih berat untuk di buka. Alexandra mengucek matanya pelan seraya mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Ketika matanya beralih ke kanan, ia melihat penampakan Tristan yang duduk tegak di kursi memandanginya dengan wajah tanpa ekspresi.

Dukh!

"Awhh, sial!" Alexandra memegangi kepalanya yang baru saja terantuk ke kepala ranjang akibat terkejut dengan keberadaan Tristan. Sedangkan pria itu hanya diam memperhatikan Alexandra dalam diamnya tanpa merasa bersalah telah mengejutkan Alexandra.

Alexandra menatap Tristan dengan jengkel.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Tristan dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Setidaknya tersenyumlah sedikit. Jantungku hampir lepas karena melihat mayat hidup duduk tanpa ekspresi," Alexandra berdecak sebal, dengan Tristan yang masih memandanginya.

"Aku ingin mengatakan satu hal padamu," Tristan menarik tangan Alexandra, menggenggamnya dengan lembut, Alexandra terdiam menunggu ucapan Tristan yang selanjutnya.

"Kau boleh meminum pil kontrasepsi, jika memang belum siap hamil."

Keduanya sama-sama terdiam, Alexandra sendiri tidak menyangka Tristan menurunkan egonya sekarang karena memikirkan dirinya. Cukup lama akhirnya seulas senyum tipis terbit di wajah Alexandra.

"Okay," Alexandra memeluk leher Tristan seraya menciumi wajah pria itu layaknya bayi.

Tristan hanya bisa membalas dengan senyum tipis dibibirnya walau sebenarnya hatinya masih memberontak menginginkan seorang anak dari Alexandra.

Tristan melepaskan rangkulan tangan Alexandra di lehernya. Pria itu bangkit dari kursi lalu membuka laci nakas. Alexandra hanya terdiam memperhatikan.

Tristan kembali mendekati Alexandra dengan menggenggam kotak beludru berwarna navy di tangannya. "Aku tidak tau harus membuangnya kemana, jadi aku memutuskan untuk memberikannya padamu."

Alexandra mengerutkan kening mendengar ucapan Tristan, sedetik kemudian ia membulatkan mata ketika kilauan berlian masuk ke dalam netranya. Alexandra mengakui jiwa materialistis di dalam dirinya masih berkembang.

"Mendekatklah," titah Tristan seraya menyodorkan tangan kanannya. Alexandra menurut, menyambut tangan Tristan lalu bangkit dari ranjang dan berdiri di hadapan pria tersebut.

"Walau aku mengatakan membuangnya, tapi jangan sekali-kali berani menghilangkannya," peringat Tristan dengan suara tegas.

"Baiklah, itu tidak akan terjadi. Tapi...jika di jual sepertinya ide yang bagus-"

Little Wife, LexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang