Why My Heart is Very Hurt | Part 32

45.7K 2.6K 274
                                    


Jangan lupa vote dan komentar
Happy reading!!!

Jangan lupa vote dan komentarHappy reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tristan

____________________________

Cherry Villa. Chicago. Illinois. Amerika Serikat. 00.01 am

Tristan!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tristan!!!

"Ya, Sayang."

Alexandra berbalik, menatap sosok menjulang di depannya, di dalam kegelapan. Wanita itu langsung berhambur ke pelukan Tristan, membenamkan wajahnya di dada Tristan. Ketakutannya perlahan menghilang di gantikan oleh rasa aman dan nyaman.

"Apa aku akan dibunuh?" pertanyaan menyakitkan itu keluar begitu saja dari bibir Alexandra. Ia sudah yakin bahwa kejadian penembakan di depan restoran Seafood adalah peluru untuknya, makanya Tristan membawanya kemari. Dan Alexandra masih belum mengerti kenapa ia ingin di bunuh.

"Siapa yang berani membunuh istri dari seorang Tristan?" suara Tristan terdengar serak, dan Alexandra merasakan sesuatu yang hangat jatuh ke bahunya.

"Bisakah kau menghidupkan lampunya? Aku sedikit kesulitan untuk bernapas."

Tristan melepaskan pelukannya, lalu mendekati saklar untuk menyalakan lampu di kamar tersebut. Dan Alexandra bisa melihat dengan jelas bagaimana isi ruangan itu.

"Kamarnya terlihat seperti kamar pengantin," komentar Alexandra seraya mendekati ranjang yang berseprei putih dan di taburi bunga mawar berbentuk hati di sana.

Tristan mengikuti Alexandra dari belakang, tangan kekar pria itu memeluk Alexandra dari belakang, dagunya ia letakkan di bahu terbuka Alexandra. "Aku tidak tau, aku hanya ingin bersamamu malam ini, di kamar ini."

Alexandra melepaskan pelukan Tristan. Berbalik menatap. "Lalu, malam selanjutnya tidak, begitu?"

Tristan berusaha menyembunyikan helaan napas beratnya. Wajah datarnya terlihat kentara namun mata merahnya tidak dapat ia hindari untuk tidak bertemu dengan manik mata Alexandra.

"Mata dan hidungmu merah, kau sakit?" tanya Alexandra seraya meraba wajah Tristan.

Pria itu menggeleng kecil. "Hanya flu ringan."

Little Wife, LexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang