Jangan lupa vote dan coment
Happy Reading!!_______________________
Lenox Hill Hospital. New York City. Amerika Serikat. 20.10 pm.
Tristan!!!
"Alexandra,"
Keringat bercucuran, napas terengah-engah, bekas air mata yang masih basah di bagian sudut mata. Alexandra membuka matanya dengan cepat, ketika mendengar namanya dipanggil.
"Ada apa denganmu,? Kau menangis dan membuat kami panik," Jeanne mengelus pelan tangan Alexandra yang terpasang infus. "Aku akan memanggil dr. Felix."
Alexandra menelan ludahnya dan menggeleng pelan. "Aku hanya mimpi buruk," Alexandra memejamkan matanya, berusaha menormalkan detak jantungnya yang tengah berdetak lebih cepat saat ini.
Jeanne memandang Jonathan yang terduduk di seberangnya. Mereka berdualah yang menggantikan keluarga Tristan menjaga Alexandra dikarenakan Rose drop setelah mendengar issue Tristan meninggal dan mayatnya belum di temukan. Tak hanya keluarga, kualitas emiten perusahan juga terancam.
Jeanne masih ragu apakah harus mengatakan semua kenyataan yang telah terjadi pada Alexandra, atau tetap menyimpannya sampai wanita itu mengetahuinya sendiri.
"Bagaimana dengan Kate?" tanya Alexandra seraya memandangi tangannya, ia masih ingat sekali tangannya tidak suci lagi, tangannya mencoba membunuh orang.
"Kate sudah meninggal,"
Alexandra menatap Jeanne. "Setelah ini aku akan di penjara."
"Kami akan mencari bukti bahwa kau tidak bersalah," ucap Jonathan dengan raut wajah sungguh-sungguh. Namun dibalas gelengan oleh Alexandra.
"Biarkan semuanya mengalir seperti biasa, aku tidak akan menerima pembelaan jika nanti menyeret nama Jerry." Alexandra menghembuskan napas pelan. "Bagaimana dengan Tristan? Apa dia belum datang?"
Jeanne meringis pelan, tak tahu harus mengatakan apa.
"Dia-"
"Kak Tristan tiba-tiba harus melakukan penerbangan ke China, dia memiliki perusahaan mobil di sana, dia sudah mendengar kabarmu dan mengatakan secepatnya akan kembali."
Alexandra tersenyum tipis, lalu mengangguk pelan. "Jadi, aku harus menunggu lagi." gumamnya dengan senyum yang tampak semakin lebar. Namun senyum kecut bermain peran dihatinya. Alexandra merasakan suasana hatinya tidak membaik setelah mimpi itu terlebih lagi dengan ketiadaan Tristan di sekitarnya.
Tok! Tok! Tok!
Pintu ruangan diketuk dari luar, membuat ketiganya menoleh ke arah pintu. Jeanne bangkit dari duduknya, berjalan mendekati pintu untuk membukanya.
Ceklek!
Jeanne terpaku, didepannya telah berdiri dua orang polisi dan satu polisi wanita. Jeanne tersenyum ramah dan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Wife, Lexa
RomanceHampir menabrak seorang wanita, lalu diminta pertanggungjawaban yang to the point. "Pokoknya, aku minta tanggung jawab!!" "Oh god! Tanggung jawab seperti apa maksudmu?" "Nikahi aku." Uhuk! Uhuk! "OKE" ___________ Start 27 juni 2019 Budidayakan F...