18 Agustus 2019.
Awan gelap yang menyendukan langit seakan mengerti tentang kacaunya pikiran yang penuh dengan opini berbau konotasi negatif. Pemikiran yang bahkan terlalu larut untuk memahami egomu.
Sebenarnya, tidak ada rasa yang terlalu dalam untuk mencintai. Tidak ada pula sakit yang terlalu sederhana untuk luka. Senyum sampai tawa, bahkan hanya sebagai selubung jiwa yang tersayat.
Degup jantung saat menatapmu, bahkan hanya sebagai desiran aneh yang menyenangkan. Entahlah. Semesta terkadang mempermainkan rasa cinta dengan menjatuhkan hati.
Awal yang indah untuk jalannya yang rumit. Semesta, kali ini saja. Mari bekerja sama untuk kisah baruku. Entah apa yang Tuhan rencanakan ke depannya. Setidaknya, mari bantu aku memahaminya.
Aku merindukannya.
Aku, di kota yang berbeda🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Filosofi Semesta (COMPLETE)
PoetryFILOSOFI SEMESTA (POEM) DILARANG MENJIPLAK KARYA SAYA!! High rank berubah-ubah. Lihat sendiri aja ya🙂 . Tentang jerat lingkup hati remaja yang terkekang di alam sebelum tertanam oleh alam itu sendiri. Akan berarti jika memahami tanpa mengomentari s...