Semesta sedang bergurau tak kala senja sedang bercumbu mesra dengan kegelapan.
Entahlah.
Jika diingat, aku pun ingin kala jingga milik semesta tiba ,ada yang menggenggam erat jemariku dengan senyuman manis di sudut bibirnya.Khayalan ku indah,namun realitaku tidak. Duduk dengan secangkir kopi hangat di depanku cukup membuat diriku senang tanpa pujian palsunya.
Sendiri bukan berarti sepi. Sendiri bukan berarti mati. Jiwaku punya hak untuk bahagia saat dikelilingi genggaman lawan jenisnya. Tubuhku juga tak perlu iri saat dekapan hangat yang ku lihat bukan untukku.
Gapapa, kok.
Aku sendiri?
Aku ngga punya pasangan?
Bukan, bukan tak ingin. Tapi, aku terlalu batu untuk menjadi melankolis dan aku terlalu liar untuk dikekang.Hatiku tak membatu, hatiku hanya belum menemukan siapa rumah yang pantas untuk berpulang.
Hatiku sedang gusar karna tak ada yang benar-benar singgah untuk bersungguh-sungguh.
/cha
KAMU SEDANG MEMBACA
Filosofi Semesta (COMPLETE)
PoetryFILOSOFI SEMESTA (POEM) DILARANG MENJIPLAK KARYA SAYA!! High rank berubah-ubah. Lihat sendiri aja ya🙂 . Tentang jerat lingkup hati remaja yang terkekang di alam sebelum tertanam oleh alam itu sendiri. Akan berarti jika memahami tanpa mengomentari s...