Tentang kita dibeberapa tahun yang lalu. Bersama pandangan cahaya Sirius di malam Januari. Angin malam yang mennusuk tulang dan sebuah kehangatan di angkringan lama.
Angkringan?
Angkringan adalah tempat paling nyaman dan seru untuk saling temu dengan makanan khas pinggir jalannya dan Mang Tatang, penjual yang selalu menjamu kita dengan makanan dan minuman andalannya.
Kala itu, aku baru saja menemanimu usai latihan futsal. Teman-temanmu jika diingat juga sangat baik terhadapku. Lalu, kau marah karena salah seorang dari temanmu mencoba menggodaku. Marahmu seperti anak kecil! Sepanjang jalan cemberut tak ingin bicara denganku. Ya, aku merindukan hal itu.
Januari tahun ini, aku kembali ke angkringan itu.
Beberapa harapan memang masih tertinggal di sana. Ada yang kurindukan jika mampir ke sana, siapa lagi jika bukan tentangmu! Mang Tatang seperti biasa menjamuku dengan sangat baik. Kau tau? Angkringan miliknya kali ini sangat ramai! Usai memberi pesanan milik pembeli, ia dating menghampiriku.
Kau tau apa yang ia tanyakan?
Ia menanyakan di mana keberadaanmu?
Mengapa kali ini aku sendiri?
Dan, Mengapa kau tak pernah mampir lagi ke angkringannya barang sekali saja setelah tahun lalu?
Aku diam sejenak dan hanya tersenyum. Bodohnya aku, berharap bahwa kau saja yang dating menjawab semua pertanyaan sulit itu!
Aku merindukanmu, Tuan.
Datanglah sesekali kemimpiku. Sudah lama aku menunggu, namun kau tak kunjung menghampiri.
Aku merindukanmu, sekali lagi.
Tercatat : Dwiwarna, Januari 2020
Awrosa__
KAMU SEDANG MEMBACA
Filosofi Semesta (COMPLETE)
PoetryFILOSOFI SEMESTA (POEM) DILARANG MENJIPLAK KARYA SAYA!! High rank berubah-ubah. Lihat sendiri aja ya🙂 . Tentang jerat lingkup hati remaja yang terkekang di alam sebelum tertanam oleh alam itu sendiri. Akan berarti jika memahami tanpa mengomentari s...