#Chapter 69

16.4K 531 23
                                    

Happy reading

"Paham?" Milo bertanya ketika dia selesai menjelaskan materi yang tercantum dalam buku catatan milik istrinya.

Lea hanya nyengir pepsodent menandakan bahwa dia tidak mengerti penjelasan yang diberikan suaminya. Walaupun sudah berulang kali suaminya sudah menjelaskan, namun semua materi tidak ada yang masuk ke otak sama sekali. dia memang paling bodoh jika berurusan dengan pelajaran ini, berbeda dengan fisika sebab setidaknya dia masih bisa memahaminya meskipun agak lama.

Milo menarik nafasnya. "Okay, sekali lagi," katanya. Setelah itu, dia menjelaskan kembali materi tersebut. Milo benar-benar menjelaskan secara rinci supaya istrinya bisa memahami rumus-rumus yang ada dibuku.

"Kesimpulannya, kalau lo mau menemukan hasil yang ini, berarti lo harus menemukan akar permasalahan dari rumus yang pertama," kata Milo.

Lea terdiam sejenak. Kemudian dia berkata, "Tapi kalau menurut gue ya, gue harus temuin dulu hasil dari rumus yang pertama. Karena hasil akhirnya itu harus berkaitan, nah kalau gue gak menemukan hasil dari rumus pertama, gue juga gak bakal menemukan hasil akhirnya."

"Gue tidur ya," kata Milo dengan sebal.

"Ah, jangan!" Lea buru-buru naik ke pangkuan Milo supaya suaminya itu tak beranjak. Dia sudah berusaha mati-mati untuk memperbaiki nilai, masa hanya karena dia tak paham, dengan tega suaminya tidak mau mengajarinya di satu mata pelajaran ini saja. Lagi pula kepintaran Milo tidak perlu diragukan lagi dan harusnya ilmu yang dimiliki suaminya itu harus dibagikan kepada orang-orang.

Milo mengecup seluruh bagian wajahnya. "Lo tuh ya gak usah mancing-mancing orang. Ini lagi, ngapain tangannya meluk leher gue?" katanya.

"Le, jangan niup-niup leher gue kalau gak mau," kata Milo dengan geram.

Lea mengerjapkan matanya beberapa kali karena bingung. Apa salahnya jika dia meniup-niup leher suaminya, toh dia sering melakukannya pada Bulan dan Anatasha. Malah mereka selalu mengatakan ingin lagi dan lagi. Berarti mereka nyaman dengan perbuatannya. Ya, memang saat itu cuaca sedang panas-panasnya. Tapi, apakah dia melakukan ini pada suaminya salah. Dia hanya ingin Milo mengajarinya.

"Kalau mau diajarin, ikuti perintah gue," kata Milo dengan nada bicara yang tegas. "Jangan niup-niup leher, terus turun dari pangkuan gue. Kalau enggak, gue bisa jamin-"

Setelah mendengar penuturan, dia pun turun dari pangkuan Milo dengan mata yang tak lepas memperhatikan setiap gerak-gerik suaminya. Takut jika tiba-tiba saja suaminya itu malah pergi ke kasur untuk membaringkan tubuhnya kemudian masuk ke alam mimpi. Dia hanya tidak ingin usahanya untuk berubah gagal begitu saja dengan mudahnya karena suaminya tidak mau mengajarinya sampai bisa.

Lea melarang suaminya untuk mengeluarkan sepatah kata pun ketika cowok itu membuka mulutnya untuk berbicara, karena dia ingin ke toilet. Entah mengapa perutnya tiba-tiba sakit, padahal seingatnya dia todak memakan makanan yang pedas. Pagi dan malam dia memakan masakan yang dibuat suaminya, itu pun tanpa ada campuran cabai atau lada. Ah, dia baru ingat kalau tadi Anatasha memberikannya cimol.

Sembari menunggu Lea selesai, dia memainkan ponselnya. Dia mengunggah foto Lea yang diambilnya diam-diam tanpa sepengetahuan istrinya dengan keterangan 'mood'. Baru beberapa detik dia mengunggahnya ke insta story, komentar dari teman-temannya sudah memenuhi direct message yang mempertanyakan hubungan dengan Lea sejauh mana, mengapa terlihat begitu dekat sekali.

Milo menghentikan aktivitasnya ketika mendengar ketukan. Dengan langkah malas dia membuka pintu hingga menampilkan seorang perempuan yang langsung memeluknya tanpa aba-aba, bahkan dia hampir tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya saking terkejut mendapat perlakukan seperti itu. Menyadari akan hal tersebut, dia mencoba melepaskan pelukan erat dari perempuan itu, namun selalu gagal.

Arranged Marriage With My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang