#Chapter 1

86.2K 1.8K 29
                                    

Information!

Guys, jangan lupa vote dan komen di setiap chapter ya sebagai bentuk apresiasi kalian terhadap sebuah karya. Satu vote dan komen dari kalian sangat berharga untuk author. Terima kasih.




Happy Reading

Sinar matahari menyambut pagi yang cerah. Jam waker telah berbunyi sejak lima menit yang lalu, akan tetapi seorang gadis masih terlelap dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Awalnya tak digubris ketika ada seseorang mengetuk pintu kamarnya. Namun, lama-kelamaan ketukan itu berubah menjadi gedoran yang menuntut sehingga mengharuskannya menutup kedua telinga menggunakan bantal.

"Woi, buka pintunya!" teriak dari luar.

"Brylea Aenazzahra, buka pintunya!" teriaknya lagi.

Cukup. Lea sudah tidak tahan lagi mendengar suara yang mengganggu kenyamanannya saat tidur. Dengan langkah malas, dia pun beranjak untuk bangun, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu. Dibukakanlah hingga menampilkan sosok gadis cantik mengenakan dress biru tua dengan rambut lurus yang dibiarkan tergerai menutupi punggungnya. Gadis yang kerap disapa Bulan ini menatapnya dengan tatapan horror.

"Bagus ya jam segini baru bangun," kata Bulan dengan menyilangkan tangannya di dada.

"Lo tunggu di bawah, gue mandi dulu," balas Lea sambil menguap.

"Awas aja kalau bohong!" Ancam Bulan.

"Iya, udah sana."

Lea mendorong pelan tubuh temannya agar menjauh dari pintu kamar. Merasa semuanya sudah aman, gadis yang masih memakai piyama doraemon itu masuk kembali dan menjatuhkan tubuhnya pada kasur queen size miliknya.

...

Tepat pukul sepuluh, Lea dan Bulan telah sampai disebuah taman yang jaraknya tak jauh dari kediaman. Banyak anak kecil yang sedang bermain dan ada beberapa orang dewasa yang sedang berkumpul bersama teman-temannya. Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, Bulan akan bertemu dengan seorang pria yang sudah cukup lama dekat dengannya. Maka dari itu, mereka mencari tempat duduk yang nyaman dan tentu lebih strategis.

Tiga puluh menit berlalu, pria yang tengah ditunggu itu tak kunjung datang memunculkan batang hidungnya. Hal itu sontak membuat Lea jenuh sekaligus kesal begitupun dengan temannya. Ponsel yang sedari tadi dimainkannya pun mulai panas dan baterai mulai lemah pertanda bahwa sebentar lagi layarnya akan berubah menjadi hitam pekat. Lea bangkit dari duduknya, lalu menghampiri seorang penjual.

Merasa makanan yang dibelinya sudah cukup, Lea pun membalikkan tubuhnya untuk kembali ke tempat duduk awalnya. Namun, dari kejauhan gadis tersebut melihat temannya sedang berbincang-bincang dengan pria yang sangat asing di penglihatannya.

"Dia siapa?" Lea menunjuk pria yang ada di sebelah Bulan.

"Oh, kenalin dia Angga."

"Jadi lo yang buat kita nunggu disini lebih dari setengah jam." Lea menaikkan lengan bajunya, bersiap untuk memukul wajah pria ini.

Dengan wajah tanpa dosanya, Angga menampilkan sederet gigi yang rapi. "Maklum orang sibuk," katanya.

"Sibuk-sibuk, sepenting apa sih lo?" Lea menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya, "okay, kali ini gue maafin lo, tapi lain kali kalau ada urusan tuh kasih tau dulu. Jangan buat orang nunggu."

"Hmm ... sebagai permintaan maaf gimana kalau gue traktir kalian," kata Angga memberi usul.

"Nah cakep tuh," kata Bulan.

Arranged Marriage With My SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang